Penumpang Kalstar Asal NTT Ini Terdampar Berjam-jam di Bandara Supandio
Upaya Bento mencari kejelasan terkait status keberangkatannya dengan maskapai ini tak kunjung ada kejelasan.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Ishak
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Bento (29) tampak kurang bersemangat.
Rencana perjalanan pria asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Sintang lewat jalur udara pupus sudah.
Ia jadi satu dari penumpang pemegang tiket Kalstar tujuan Sintang.
"Dari Kupang ke Pontianak, pakai Lion air via transit Surabaya Dari Pontianak ke Sintang, tiketnya pakai Kalstar," ujarnya, saat ditemui di Bandara Supadio Pontianak, Sabtu (30/09/2017).
Mendapati batal terbang, iapun lantas mengaku cukup kecewa.
Terlebih, upayanya mencari kejelasan terkait status keberangkatannya dengan maskapai ini tak kunjung ada kejelasan.
"Sampai di Supadio jam 10.30 WIB pagi tadi. Begitu dapat kabar batal berangkat, saya langsung ke counter Kalstar menanyakan kejelasannya," kisahnya.
Baca: Mulai Hari Ini Penerbangan Kalstar Aviation Dihentikan Sementara
Ia menuturkan, dirinya dan rekannya sesama pemegang tiket Kalstar, Rizal Aman (27) dilayani petugas saat datangi counter.
Namun, tak ada jawaban memuaskan dan jawaban pasti yang didapatnya.
"Dari pihak counter mengarahkan untuk konfirmasi ke Traveloka. Kami memang beli tiketnya via Traveloka," ungkap pria yang juga Guru Garis Depan (GGD) ini.
Mencari kepastian, iapun katanya lantas mengontak pihak Traveloka.
"Sudah ada diminta untuk isi data juga tadi, tapi belum ada kepastian juga dari Traveloka-nya," sambungnya.
Sembari menunggu kabar, ia dan rekannya itupun memutuskan menunggu di area tunggu Bandara.
Baca: Heboh Kaus Ikeh di Pontianak, Ternyata Ini Loh Artinya dalam Bahasa Jepang
Namun hingga 8 jam berikutnya, pukul 18.30 WIB, masih belum ada kepastian yang diperolehnya.
Ia lantas mengaku cukup kecewa lantaran apa yang ingin didengarnya terkait kepastian status tiketnya ini tak kunjung tiba.
Namun, tak ada alternatif yang bisa diupayakan membuatnya memilih pasrah sembari menunggu tibanya kabar baik.
"Kalau dibilang kecewa ya kecewa. Maunya kami kan, setidaknya adalah kejelasan apakah bisa di-refund atau tidak, apakah diberangkatkan dengan jadwal lain dan sebagainya. Tapi sampai sekarang belum ada," timpalnya.
Kondisi inipun memaksa dirinya untuk mencari moda transportasi alternatif untuk sampai ke tujuan, di kota Senentang (julukan Sintang).
Hal ini, mau tak mau dilakukannya meskipun harus kembali merogoh kocek untuk biaya transportasi tambahan guna sampai ke tujuan.
"Mungkin nanti gantinya pakai jalur darat saja. Tadi beberapa teman-teman (GGD asal Kupang lainnya-red) juga sudah ada yang memilih pakai Damri. Mau gimana lagi," katanya.