Erupsi Gunung Agung
Masyarakat Bali Disarankan Siaga Masker
Kepala Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian ESDM, Kasbani menyarankan agar masyarakat Bali siaga masker.
TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Kepala Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian ESDM, Kasbani menyarankan agar masyarakat Bali siaga masker.
Sebab, peta kawasan rawan bencana hanya diberlakukan untuk semburan awan panas.
Artinya, di luar kawasan rawan bencana itu, semburan abu vulkanik bisa mengarah kemana-mana bergantung arah angin dan kekuatan erupsi.
"Kalau semburan debu dan abu vulkanik, itu penyebarannya lebih luas dari awan panas. Kalau awan panas bisa kami polakan, tapi kalau abunya itu bergantung arah angin dan besar kecilnya erupsi," kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Kamis (28/9/2017).
Kasbani menerangkan, abu dan debu vulkanik ini berbeda dengan yang debu biasa.
Baca: Perjalanan Karir Sang Raja SPBU, Berawal dari PNS, Jadi Wali Kota dan Berakhir di Rumah Tahanan
Debu dan abu vulkanik ini berbentuk kristal kaca yang apabila dilihat dari mikroskop itu sangat tajam.
Itu sebabnya, apabila abu dan debu vulkanik masuk ke dalam tubuh manusia, bisa menyebabkan iritasi dalam tubuh.

"Kalau debu biasanya kan cuma batuk-batuk, nah kalau ini (abu dan debu vulkanik) iritasi," jelas Kasbani.
Kasbani belum bisa memprediksi kapan erupsi Gunung Agung bakal terjadi.
Namun, apabila terjadi pada Minggu-minggu ini, arah angin atau semburan debu dan abu vulkanik akan mengarah ke barat laut.
Baca: Pernikahan Sejenis Rahmat Yani dan Sarifah, Awalnya Tak Ada yang Tahu Rahmat Ternyata Perempuan
"Dan kalau erupsinya besar, bisa sampai ke seberang pulau," paparnya.
Perlu dicatat, meskipun arah angin bertiup ke barat laut, menurut Kasbani, tidak menutup kemungkinan semburan abu dan debu vulkanik mengarah ke timur dan selatan.
Arah semburan abu dan debu ke barat laut lebih tebal dan cepat, sedangkan ke arah lainnya lebih tipis.
"Makanya harus siapkan masker," harap Kasbani.