Polrestabes Semarang Lipatgandakan Jumlah Personil Penjagaan
Ada empat personel yang bertugas di pos penjagaan, dua orang berjaga dan dua orang istirahat
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Aiptu Rachmad menutup separuh pintu gerbang masuk Mapolrestabes Semarang, ketika jarum jam menunjuk pukul 20.00.
Dia sejenak berdiri di muka gerbang, sembari menengok lalu lalang kendaraan di Jalan Dr Sutomo.
"Sudah jam 8 malam, kami harus tutup separuh gerbang masuk. Ini rutinitas personel penjagaan. Buka secara penuh lagi jam 6 pagi," ujar personel Sabhara itu, Senin (26/6/2017).
Rachmad pun kembali masuk pos jaga. Dia meletakkan senapan laras panjang yang ditenteng ke dalam sebuah ruang.
Usai meneguk segelas air mineral, Rachmad menduduki bangku kayu di dekat pintu pos.
Baca: Sulit Dapatkan Bahan Peledak di Indonesia, Teroris Kini Gunakan Segala Senjata dalam Beraksi
"Ngobrol-ngobrol soal kejadian di Polda Sumut (Sumatera Utara), infonya si penjaga sedang tidur, lantaran sakit lalu dibunuh," ucapnya sembari mengeluarkan ponsel.
Dia berujar risiko menjadi penjaga pos sangat rawan menerima serangan paling awal.
Contohnya, serangan teroris di Mapolresta Surakarta, Banyumas, dan Mapolda Sumut.
"Kami siap pertaruhkan nyawa, ketika bertugas polisi," ucapnya.
Baca: Ini Motif di Balik Penyerangan Teroris ke Aiptu Martua Sigalingging
Menurut Rachmad, aksi teror tak dapat diprediksi. Lengah sebentar, nyawa melayang.
"Pelaku teror tahu kami polisi, tetapi kami tak tahu mereka teroris. Sudah dapat diketahui siapa korban paling awal. Pasti pihak polisi," terangnya.
Ada empat personel yang bertugas di pos penjagaan. Dua orang berjaga, dua orang istirahat.
"Tiap jam gantian. Misalnya saya jaga, satu jam kemudian saya istirahat, gantian rekan yang jaga. Gitu terus, supaya tetap fokus," terangnya.
Rachmad mengatakan ada delapan personel tambahan di pos jaga, empat dari Pam Obvit, empat lainnya dari Patko (Patroli Kota).
Baca: Ternyata Ini Tujuan Dua Teroris Menyerang Mapolda Sumut
"Istilahnya ada penebalan anggota jaga. Kondisi ini diterapkan setelah ada serangan di Polda Sumut," bebernga.
Terpisah, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abioso Seno Aji menuturkan pihaknya memang menambah personel penjagaan di pos pelayanan, pengamanan, sektor (polsek) dan resor kota besar (Polrestabes).
"Kami siagakan 270 personel Brimob di jajaran Polrestabes Semarang," kata Abi, saat dihubungi Tribunjateng.com.
Pria asal Solo itu menginstruksikan tiap personel harus siaga saat bertugas.
Baca: Serangan Mapolda Sumut, Komisi III Dorong RUU Terorisme Segera Dituntaskan
Dia pula berpesan para personel jangan menggerombol. Bisa jadi sasaran empuk pelaku penyerangan.
"Petugas harus punya mata setajam rajawali. Tak boleh lengah terhadap kondisi sekitar," imbuhnya.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Djarod Padakova menuturkan anggota kepolisian tingkatkan kewaspadaan.
"Pesan dari pak Kapolda (Irjen Pol Condro Kirono), waspadai orang yang datang tiba-tiba, entah mau tanya atau apa. Karena teroris dapat menyerang gunakan senjata tajam," terangnya.
Ia mengimbuhkan penggunaan senjata hanya digunakan untuk melindungi diri dan masyarakat sipil harus digunakan secara profesional dan proposional.