SKK Migas Minta Didoakan Anak Yatim Piatu Agar Eksplorasi Minyak Lancar
Saat ini kebutuhan dan konsumsi bahan bakar minyak di dalam negeri tidak seimbang. Seperti apa pemetaannya?
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Saat ini kebutuhan dan konsumsi bahan bakar minyak di dalam negeri tidak seimbang.
Kebutuhan masyarakat mencapai 1,6 juta barel per hari sementara hasil produksi dari seluruh sumur di Indonesia hanya 800-815 ribu barel per hari. Kondisi ini memaksa pemerintah mengimpor minyak.
"Konsumsi terus naik. Jika tidak ditemukan sumber baru, makin besar impor kita," kata Kepala SKK Migas Jabanusa (Jawa, Bali, Nusa Tenggara), Ali Masyhar.
Dalam safari ramadan SKK Migas dan buka puasa bersama anak yatim piatu di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Selasa (13/6/2017), Ali mengatakan ada enam perusahaan minyak yang bereksplorasi maupun bereksploitasi di Jateng, tersebar di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora.
Namun, baru tiga perusahaan yang sudah berproduksi. Lainnya masih terus mengeksplorasi.
"Kalau kegiatan eksploitasi dan eksplorasi ini tak jalan, dikhawatirkan Indonesia defisit energi. Ini sekaligus saya curhat kepada Pak Gubernur. Mohon kiranya kami dalam melakukan kegiatan migas dibantu di perizinan dan lainnya," tutur Ali.
Menurut dia safari Ramadan ini bertujuan menyosialisasikan hulu migas di Indonesia. Selama ini sosialisasi terus berlangsung di semua lini, termasuk di perguruan tinggi.
"Untuk adik-adik, bantu doa, ya, agar kegiatan migas Jabanusa berjalan dengan baik. Kalau menghasilkan, Indonesia tak perlu impor. Jateng juga dapat efek positif berupa CSR dan lainnya. Doa di bulan suci ini pasti dikabulkan," harap Ali.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang hadir juga mengajak anak yatim piatu berdoa bersama agar kegiatan SKK Migas dipermudah, terutama mengeksplorasi sumber-sumber minyak baru.
"Hari ini yang melakukan sedekah adalah raja minyak dan gas. Maka kita doakan minyak dan gasnya banyak, operasinya lancar biar rejekinya banyak. Zakatnya jangan lupa, diharap bisa diarahkan ke yang berhak, ke panti asuhan salah satunya," kata Ganjar.