Bocah 4 Tahun Dibunuh dan Disetubuhi karena Kerap Menolak saat Disuruh Membeli Rokok
Tersangka Ican (33) mengaku kesal terhadap korban NF (8) lantaran setiap kali disuruh membeli rokok korban selalu menolak.
Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Sri Hidayatun
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Tersangka Ican (33) mengaku kesal terhadap korban NF (8) lantaran setiap kali disuruh membeli rokok korban selalu menolak.
Karena itulah membuat dirinya nekat melakukan aksi pembunuhan.
Pria berkepala botak ini mengaku pada saat Jumat (19/5/2017) melihat korban sedang asyik bermain, ia pun memangil korban dan menariknya masuk ke dalam rumah dengan alasan NF dipanggil oleh Jamila (50) yang merupakan orangtua Andre.
"Saat korban masuk saya langsung bawa ke kamar dan sempat mengancamnya untuk diam. ketika itu saya sempat sekap mulutnya dan saya cekik lalu saya perkosa," ujarnya, Selasa (23/5/2017).
Usai melakukan aksi bejatnya tersebut, Andre pun juga ikut dalam aksi bejat tersebut.
"Sesudah saya, Andre juga ikut pak," katanya.
Terjawabnya teka teki atas hilangnya NF (8), bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), terjawab sudah, Minggu (21/5/2017).
Baca: Pelanggar Syariah Wanita Minta Algojo Hentikan Eksekusi Padahal Dia Baru Dicambuk 12 Kali
Korban ditemukan tak jauh dari rumahnya, kuat dugaan warga sementara pelakunya adalah Ican (32) tahun, yang tak lain tetangganya sendiri.
NF yang sempat hilang, ditemukan tewas di dalam sebuah kardus.
Kardus yang berisikan mayat dari korban disimpan di ranjang bawah tempat tidur Ican.
Warga setempat memang sudah mencurigai Ican, karena perilakunya yang mencurigakan.
Menurut Ketua RT 23 RW 005, Kecamatan Kertapati Sudaryoso menjelaskan, Ican memang sempat dicurigai oleh warga, karena perilaku yang kurang baik dengan masyarakat.
Dia juga sudah sering keluar masuk penjara dengan berbagai macam kasus.
Ican menghilang dari rumahnya, warga sekitar berjaga-jaga, karena takut anaknya menjadi korban selanjutnya.
Sementara Susilo Wati (37), ibu kandung korban, saat anaknya meninggal tidak ada di Palembang. Ibunya tersebut bekerja dan tinggal di luar Kota, tepatnya di Batam, Minggu (21/5/2017).
"Saya dan suami saya bekerja dan tinggal di Batam, sementara anak saya tinggal bersama kedua orangtua saya di Palembang," jelasnya kepada Tribun.
Wati sapaan akrabnya merasakan hal yang gelisah sebelum menerima kabar dari meninggalnya anak tercintanya itu.
"Hari Jumat siang saya bermimpi gigi bagian depan saya patah, dan saya menanyakan kepada tetangga tentang mimpi saya tersebut, katanya biasa akan mendapat hal buruk, saya pun sempat gelisah. Sebelumnya akhirnya menerima kabar dari neneknya di Palembang kalau anak saya telah meninggal," ungkapnya.
Tak lama setelah menceritakan mimpinya, Wati mendapatkan telepon dari tetangganya di Palembang, dan mengabarkan kalau NF telah dibunuh.
"Saya langsung sok dan segera menuju rumah kedua orangtua saya di Palembang," katanya.
Wati meminta agar pihak Kepolisian segera menangkap pelaku pembunuhan kepada anaknya.
"Hukum seberat mungkin pelakunya, dia tidak mungkin bisa mengembalikan nyawa anak saya yang telah meninggal dibunuhnya," kata dia.
NF dikenal sosok yang sangat baik, ramah, rajin, ringan tangan dan mandiri.
"Kadang dia kalau mau pergi sekolah dan mengaji, pasti berpamitan dengan tetangga dan menyalaminya, ia juga sempat berjualan," kata dia.