Sabtu, 4 Oktober 2025

Papan Selancar Buatan Warga Pacitan Dipesan Peselancar Lokal dan Mancanegara

Papan selancar produksi warga Pacitan tak hanya diminati peselancar lokal dari Eropa dan Jepang.

Editor: Y Gustaman
Surya/Bebet Imam Hidayat
Para peselancar asing dan lokal menikmati gulungan ombak di Pantai Pancer, Pacitan, Jawa Timur. 

Laporan Wartawan Surya, Bobby Constantine Koloway 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Geliat olahraga selancar di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, tak hanya membuat banyak peselancar muda di kota ini bermunculan.

Beberapa produsen papan selancar ambil bagian memanfaatkan meningkatnya antusiasmu untuk olahraga air ini. Tak hanya permintaan dalam lokal saja, mereka melayani pesanan dari mancanegara. 

Satu di antaranya adalah R Wied Iedewa. Pria yang akrab dipanggil Pak Wid ini mengaku telah memproduksi papan selancara selama 10 tahun terakhir.

Saat wartawan Surya (Tribun Network) bertamu di rumah produksinya, Jalan Gatot Subroto, Pacitan, Pak Wid sedang memperhalus salah satu papan selancar, Sabtu (20/8/2016).

Sambil menggenggam sebuah mesin amplas, alumnus IKJ ini berkonsentrasi memperhalus permukaan papan yang ujungnya berbentuk oval. Debu-debu halus keluar dari mesin berwarna biru itu.

Di tengah kesibukannya itu, Wid senang hati menerima kedatangan Surya di bengkelnya. Ayah Salini Rengganis, atlet selancar asal Pacitan, ini orang yang murah senyum.

Wid bercerita soal awal dirnya menekuni usaha papan selancar. Awalnya ia mengenal selancar dahulu sebelum akhirnya menekuni pembuatan papan selancar.

"Saat itu saya masih bekerja sebagai pengamat tumbuhan pantai di Malaysia. Saat itu saya tertarik dengan aktivitas surfer di pantai tersebut," ujar Wid.

Ketertarikan Wid membuat papan selancar dimulai dari permintaan sang putri yang mulai mencoba menekuni  olaharaga ini.

"Salini mengaku ingin mencoba berlatih surfing. Saat itu, dia memiliki papan, namun pecah. Akhirnya saya perbaiki," ujar  dia

Kali pertama membuat papan selancar diawali berkat pengalamannya melihat para produsen papan selancar di Bali. Dia tertarik untuk ikut mencobanya. "Saya berlatih secara otodidak" lanjut  Wid.

Tak sekadar mencontoh, ia memodifikasi bahan dengan mengubah komposisi yang sebelumnya menggunakan poliyurethane menjadi kayu sengon laut. Alasannya, harga bahan pertama relatif mahal. 

Meski menggunakan bahan kayu, papan selancar buatan Wid masih terasa ringan. Ternyata, justru itulah sejumlah peselancar memesan, sehingga papan selancar buatan Wid laku hingga mancanegara.

"Tiap bulannya kami membuat hingga empat surfboard. Biasanya itu sudah merupakan pesanan," masih kata Wid. 

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved