Duh, Selama 32 Tahun Warga Desa Ini Alami Kelangkaan Air Bersih
Lalu tahun 2009 dipasanglah jaringan pipa baru dan resevoir oleh P2AT Dinas PU Kabupaten Kupang, buat sumur bor, namun mesin pompa hidroliknya rusak
Laporan Wartawan Pos Kupang, Julius Akoit
TRIBUNNEWS.COM, OELAMASI - Sejak tahun 1984 atau selama 32 tahun, sebanyak 1.105 kepala keluarga (KK) atau 4.148 jiwa warga Desa Silu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang mengalami kelangkaan air bersih.
Warga harus membeli air tanki Rp 250 ribu per tangki atau Rp 2.000 per satu jerigen ukuran 20 liter.
"Pipa ukuran 6 dim yang melintasi perkampungan di Desa Silu, dipasang sejak tahun 1984 namun cuma mengalir selama empat bulan lalu putus dan sampai sekarang tidak diperbaiki oleh pemerintah," jelas Sekretaris Desa (Sekdes) Silu, Yesaya Tob, warga Desa Silu ketika ditemui Pos Kupang, di Kantor Desa Silu, Senin (13/6/2016) siang.
Siem Mabunama, Kepala Dusun IV mengungkapkan keluhan soal kelangkaan air bersih itu sudah berkali-kali diusulkan di Musrenbangdes.
Lalu tahun 2009 dipasanglah jaringan pipa baru dan resevoir oleh P2AT Dinas PU Kabupaten Kupang.
"Mereka buat sumur bor. Namun mesin pompa hidroliknya rusak. Dan sampai sekarang belum diperbaiki," ungkap Siem Mabunama.
Sebenarnya, sumber air melimpah berada di Camplong yang berjarak 8 kilometer juga di Desa Oebola Dalam, desa tetangga yang berjarak 3 kilometer.
"Sumber air di Oebola itu, dekat tapi medannya berat. Pergi harus menuruni lereng bukit yang terjal, pulangnya membawa air di jerigen harus mendaki tebing bukit. Capeknya bukan main," tambah Ayub Malafu dibenarkan Aleks Beba, Oktovianus Sekon dan Manuel Meko.