Kontroversi Gafatar
Sudah 37 Warga Kudus Hilang Diduga Gabung dengan Rombongan Besar Gafatar
Setidaknya 37 warga Kudus menghilang dari Oktober 2015 sampai sekarang dan diduga mereka hijrah ke Kalimantan bersama rombongan besar Gafatar.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro Roziki
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Setidaknya 37 warga Kudus, Jawa Tengah, menghilang dari Oktober 2015 sampai sekarang dan mereka diduga bergabung dengan rombongan induk Gafatar di Kalimantan.
"Mereke ada yang menghilang secara misterius, artinya tak pamitan. Namun, ada pula yang pamit dengan kelurga, katanya hendak hijrah ke Kalimantan," kata Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kudus, Djati Solechah, di ruangannya pada Senin (18/1/2016).
Mereka yang berpamitan antara lain Andi Suhendro dan keluarganya dan Andi dikenal sebagai warga Kecamatan Jati dan Sekretaris Gafatar Kudus.
"Mereka mmembuat surat pindah resmi, menuju Desa Sukamaju, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat," terang Solechah.
Tapi tak sedikit warga Kudus tiba-tiba menghilang, tak memberi kabar kepada sanak keluarganya, dan hingga akhir 2015 sudah 56 yang bergabung dengan Gafatar.
"Kenapa yang hijrah cuma 37 orang? Itu karena tak semuanya memboyong anggota keluarganya, bisa jadi belum sempat," sambung dia.
Solechah tak mengetahui pasti keberadaan Noor Asyik, PNS DPPKD Kudus yang menjadi pengurus Gafatar Jateng, yang diketahui ber-KTP di Jepara.
Noor merupakan Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi dalam kepengurusan Gafatar Jateng. "Itu saya ketahui darinya, karena dulu beberapa kali mengajukan legalisasi Gafatar dia yang ke sini," cerita Solechah.
Sampai saat ini Kesbangpol Kudus masih terus meminta laporan dari kepala desa dan camat, terkait informasi apakah ada warganya yang menghilang atau terdaftar sebagai anggota Gafatar.
"Jadi, masih ada kemungkinan data itu (57 anggota Gafatar, 37 di antaranya menghilang, red) bisa berubah," sambung dia.