Selasa, 30 September 2025

Kontroversi Gafatar

Kementerian Agama Dalami Oknum di Belakang Gafatar

Pemerintah mendalami aktifitas-aktifitas yang sudah dilakukannya, lalu menelusuri orang-orang yang ada di belakang dari kegiatan atau gerakan ini

Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Kepala Bidang Pembinaan Politik Dalam Negeri Kesbangpolinmas Sumut Achmad Firdaus Hutasuhut menunjukkan tabloid internal Gafatar di kantor di kesbangpolinmas Provinsi Sumut, Medan, Rabu (13/1/2016). Menurut Kepala Bidang Pembinaan Politik Dalam Negeri Kesbangpolinmas Sumut, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Sumatera Utara (Sumut) membubarkan diri karena dianggap sesat dan melenceng dari akidah agama.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) belakangan ini membuat heboh masyarakat di Indonesia.

Apalagi, banyak dari pengikutnya yang hilang secara tiba-tiba dan tidak kembali kepada keluarganya.

Menyikapi persoalan ini, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifudin menyatakan pihaknya tengah berkordinasi dengan Kejaksaan Agung, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian RI untuk mencari tahu siapa oknum di belakang gerakan Gafatar ini.

Kementrian Agama, Kejaksaan Agung, Kementerian Dalam Negeri, juga BIN, kepolisian  terus melakukan upaya yang lebih intensif secara lebih terfokus untuk mendalami masalah Gafatar ini.

"Jadi, kita terus mendalami aktifitas-aktifitas yang sudah dilakukannya, lalu kemudian menelusuri orang-orang yang ada di belakang dari kegiatan atau gerakan ini," ungkap Lukman, Jumat (15/1/2016) siang.

Ia mengatakan, kementerian agama terus mencermati sisi legalitas organisasi Gafatar ini, apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan Gafatar sudah benar-benar bertentangan dari sisi faham keagamaan.

"Kami juga mendapatkan masukan dari ormas-ormas keagamaan, dari tokoh-tokoh agama, bahwa (Gafatar) ini sudah sangat meresahkan masyarakat," katanya.

Sebagaimana diketahui, munculnya gerakan Gafatar di beberapa provinsi yang ada di Indonesia benar-benar meresahkan masyarakat luas.

Terlebih disebut-sebut, gerakan Gafatar tidak mengaku nabi Muhammad S.A.W sebagai nabi terakhir.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved