Minggu, 5 Oktober 2025

Batu Akik Soekarno dan Merah Putih Paling Disukai Pengunjung

Sepanjang hari dipenuhi pengunjung yang melihat, membeli, mengasah, dan memasang emban atau ikatan untuk batu akik.

Editor: Mohamad Yoenus
Surya
Seorang pengunjung mengamati batu akik yang tampil di Parade Akik Nusantara di Restoran Bandar Djakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Demam batu akik masih berlanjut. Tidak cukup di pinggir jalan di kampung-kampung, areal kosong, hingga di dalam mal, batu akik pun masuk restoran.

Bukan untuk dimakan, tapi menjadi nilai lebih dan daya tarik bagi pengunjung restoran agar bisa menikmati tren batu akik.

Suasana itu terlihat di sebuah restoran di kawasan Jl Hr Muhammad Surabaya.

Mulai Jumat (14/8/2015), restoran yang sebelumnya terlihat ramai saat jam makan, kini berubah ramai sepanjang hari.

Hal itu tak lepas dari salah satu sudut ruangan yang menjadi areal galeri batu akik.

Sepanjang hari dipenuhi pengunjung yang melihat, membeli, mengasah, dan memasang emban atau ikatan untuk batu akik.

Bisa diemban untuk cincin, liontin, gantungan kunci, mata ikat pinggang, dan aksesoris lainnya.

Di sudut lain, juga ada ruang untuk konsultasi tentang batu akik. Ada lampu-lampu dan buku panduan jenis-jenis batu akik. Termasuk nama-nama uniknya.

Di waktu tertentu, hadir pakar ahli Gemogoli dan minerologi Universitas Gajah Mada (UGM), Miharto.

"Ini batu bacan hijau. Batu yang sama seperti yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudoyono kepada Presiden AS Barack Obama saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu," ujar Ismoyo, penyelenggara dari event bertema Parade Akik Nusantara tersebut.

Apakah benar atau tidak, awal dari demam batu akik dari peristiwa itu, tapi bagi para perajin batu akik, yang sebelumnya hanya stagnan dalam berdagang, kini mulai agresif.

Tawaran tampil di restoran yang mayoritas pengunjungnya kalangan menengah ke atas itu pun tidak ditolak.

Sekitar 30 stan ambil bagian mulai dari memperdagangkan, melayani pembuatan emban, konsultasi, hingga untuk tanya-tanya pun diterima.

"Akik kan tidak hanya perhiasan seperti berlian, permata, dan sejenisnya, tapi juga bisa dikreasikan ke berbagai macam. Bisa untuk tampilan aksesoris pigura di rumah juga bisa," lanjut pria yang akrab disapa Moy itu.

Dalam parade akik nusantara tersebut, yang paling banyak menarik pengunjing adalah batu Soekarno dan Merah Putih.

Manager restoran Bandar Djakarta Surabaya Margaretha Wenny mengatakan, kegiatan ini sengaja mereka gelar untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku di semua produk yang berdampak pada bisnis restoran.

Menurut Me, sapaan Margaretha Wenny, langkah tersebut sebagai upaya strategi bisnis kuliner Surabaya agar tetap dikunjungan penikmat kuliner kota besar seperti Surabaya.

"Kami menggandeng para kolektor akik dari beberapa wilayah Indonesia seperti Jakarta dan daerah lainnya," kata Me.

Sementara kehadiran ahli Gemogoli dan minerologi UGM, Miharto, untuk memberi edukasi tentang batu.

Macam-macam batu dan kandungannya, hingga masyarakat jadi tahu dan tidak begitu saja memasang harga yang tidak masuk akal dalam bertransaksi.

Juga ada kontes akik yang dilombakan setiap hari, dengan diselingi lelang.

Selain menggelar parade akik, pada kesempatan merayakan Kemerdekaan RI , pihaknya juga memberi harga khusus bagi masyarakat yang ingin menikmati masakan khas Bandar Djakarta Surabaya.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengujung. Dengan target jumlah pengujung 200 hingga 500 pengujung per hari.

Sementara untuk target transaksi dari bebatuan ini pihaknya tidak bisa memastikan karena nilai benda tersebut sulit diprediksi.

“Cukup sulit diprediksi berapa nilai transaksi batu akik ini. Akan tetapi kami berusaha untuk lebih besar dari tahun sebelummnya. Kami optimis, tahun ini akan meningkatkan nilai transaksinya karena diikuti 60 kolektor yang memunculkan batu Chalsedon koleksinya yang berwarna merah putih, juga ada batu Soekarno dan batu Edong pancawarna dari Garut," katanya.

Beberapa pengunjung restoran tampak menikmati kehadiran galeri batu akik ini.

"Saya masih pesan makanan. Kok ada akik, ya lihat dulu sambil menunggu makanan matang. Siapa tahu ada yang bisa dipakai untuk hiasan hijab," kata Rani, yang datang bersama lima anggota keluarganya.

Tak hanya itu, beberapa pengunjung yang akan bertransaksi juga memanfaatkan areal restoran untuk bernegosiasi sambil menyantap makanan jenis seafood.

"Ayo Mas, makan kepiting dulu, saya bayari, nanti harganya ya itu yang harus dibayar untuk batu kalamaya ini," kata seorang penjaga stan sambil menarik pengunjung yang mendesak melakukan tawar menawar batu akik tersebut. (*)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved