Daging Sapi Langka
Pedagang Daging Sapi Sidoarjo: Kami Sudah Malas Ikut Mogok Jualan
Penjual daging sapi di Sidoarjo tetap berjualan karena harga daging relatif stabil. Mereka mengaca pada aksi mogok 2012, tapi justru mereka merugi.
Laporan Wartawan Surya, Miftah Faridl
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Aksi mogok penjual sapi di Jakarta dan kota besar di sekitarnya tak menjalar ke Sidoarjo, Jawa Timur. Para pedagang di Kota Delta emoh mogok lantaran harga daging sapi di pasar tradisional stabil dan terjangkau masyarakat.
Seruan aksi mogok penjual daging ini dinilai merugikan bangak orang. Selain pedagang sendiri, pelanggan mereka terutama pedagang kuliner seperti bakso juga rugi. Pasalnya, aksi mogok berakibat pada terhentinya usaha mereka mencari nafkah.
"Kami khawatir kalau harga stabil seperti ini terus mogok, pembeli pasti lari ke penjual lain. Siapa yang rugi? Ya kami ini. Kasihan juga penjual bakso yang bergantung pasokan daging dari kami," ujar Rena, penjual daging sapi di Pasar Larangan, Sidoarjo, Senin (10/8/2015).
Aksi mogok sebenarnya bukan barang baru bagi dia. Sekitar dua tahun lalu, pedagang pernah menggelar mogok. Dia bahkan tak berjualan sampai seminggu. Saat itu, Rena berharap ada solusi terkait harga dan pasokan daging.
"Bukannya ada solusi, kami malah rugi. Banyak pelanggan saya lari ke penjual lain. Makanya kami malas mogok-mogokan seperti yang kami lakukan pada 2012. Kami jadi trauma kalau ingat waktu itu," ujar perempuan 30 tahun tersebut.
Harga daging di Pasar Larangan saat ini berkisar Rp 94.000 sampai Rp 100.000. Harga tersebut dinilai ibu satu anak itu normal. Bila harga daging naik, ia juga enggan mengikuti aksi mogok yang diserukan penjual dari se-Jabodetabek.
Hal senada disampaikan Topa, pedagang daging sapi lainnya. Dia mengaku trauma karena mogok 2012 tidak membawa dampak positif bagi dia. "Mogok model apapun tak mengubah apapun juga. Harga waktu itu tetap selangit," kata dia.
Dia dan penjual daging lainnya enggan mengikuti seruan mogok. Pasalnya, harga daging saat ini stabil. Bila mogok, dia khawatir masyarakat yang dirugikan. "Jadi kami sama sekali tidak tertarik," ujarnya.