Kisah ABK Kapal Citra Indra Selamat karena Pelampung Kayu
Dari 10 orang di Kapal Citra Indah yang tenggelam, hanya enam orang yang bertahan di rakit. Hari berikutnya, hanya dua yang berhasil selamat.
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Saiful Bahri
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Sabaruddin Manurung (42), sekian ABK yang selamat ketika Kapal Citra Indah yang mengangkut gula dari Malaysia tujuan Sabang, tenggelam di perairan Lhokseumawe, Selasa (16/6/2015).
Ditemui Serambinews.com di Puskesmas Muara Batu, Aceh Utara, Sabtu (20/6/2015), dia menceritakan, Sabtu pagi, 13 Juni 2015, Kapal Citra Indah bergerak dari Port Klang Malaysia tujuan Sabang, mengangkut 300 ton gula.
Baca juga: Kapal Pengangkut Gula Malaysia Tujuan Sabang Tenggelam di Lhokseumawe
Saat bergerak, haluan kapal bocor, tapi air yang masuk masih bisa dibuang menggunakan tiga unit mesin penyedot air. Pada Selasa, 16 Juni 2015, sekitar pukul 07.00 WIB, memasuki perairan Lhokseumawe, badai menghantam kapal.
Lubang bocor di haluan semakin besar. Dua jam kemudian, kapal tenggelam. Sabaruddin bersama sembilan rekannya pindah posisi ke rakit yang dibuat dari kayu-kayu yang awalnya digunakan untuk penutup gula.
"Saat badai kami tidak bisa berkomunikasi ke mana pun karena tidak ada jaringan,” ujar Sabaruddin.
Baca juga: Gelombang Dua Meter Sulitkan Tim SAR Temukan Tujuh ABK Kapal Pengangkut Gula
Sehari kemudian atau Rabu, 17 Juni 2015, mereka sempat melihat pantai. Sebanyak empat orang yakni Arifin Saputra, Gino, Rudi Ramadhan dan Ridwan, nekat melompat dan memilih berenang ke pantai tersebut. Sisa enam orang lainnya bertahan di rakit.
Pada Kamis, 18 Juni 2015, keenam yang tersisa di rakit sepakat berpisah. Rakit dibongkar dan masing-masing mengambil kayu untuk pelampung. "Sehingga saya dan Feri yang selalu bersama, akhirnya ditemukan nelayan Aceh Utara,” kenang dia.