Ratusan Warga Kecamatan Ngariboyo Cemas Gara-gara Ulah Satu Orang
Ratusan warga Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terancam mengalami pemutusan listrik dan saluran air gara-gara ulah satu orang.
Laporan Wartawan Surya, Doni Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - Ratusan warga Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terancam mengalami pemutusan listrik dan saluran air.
Gara-garanya, uang setoran untuk membayar rekening PLN dan PDAM selama tiga bulan, diduga dibawa lari oleh koordinator iuran listrik dan air di desa tersebut.
Warga pun panik, karena sebagian penduduk ada yang berat untuk melunasi iuran selama tiga bulan untuk air dan listrik. Bahkan, mereka harus juga membayar dendanya.
"Air PDAM kami akan diputus. Kalau kita dua bulan belum bayar rekening air PDAM selain dikenai denda Rp 7500 kali dua ditambah biaya pemasangan Rp 35 ribu, total denda saja Rp 50 ribu, belum rekening dua bulan," kata Sukirno, warga RT 1/RW 1, Dusun Jetis, Kecamatan Aribowo, Kabupaten Magetan, Sabtu (21/3/2015).
Ketua Pemuda Desa Ngariboyo Joko Suprayitno mengatakan tidak hanya air yang dikenai denda. Rekening listrik pun juga bakal terkena denda. Bila di bulan ketiga belum dilunasi, PT PLN akan mencabut kabel di rumah pelanggan.
Kalau denda PLN masih lebih baik, tapi kalau PDAM itu sangat berat, karena selain biaya keterlambatan juga biaya penyambungan. Biaya penyambungan itu mahal untuk ukuran masyarakat Magetan," jelas Joko.
Mayoritas penduduk di Desa Ngariboyo adalah penduduk miskin. Di antaranya Ketemi, janda miskin. Ia bingung untuk membayar denda air PDAM dan listrik.
"Kalau denda listrik masih lebih murah daripada air PDAM. Denda air PDAM paling tidak bisa sampai Rp 50 ribu, padahal rekening air saya tidak sampai Rp 50 ribu," kata Ketemi.
Sementara, Direktur Umum dan Keuangan PDAM Lawu Tirta Kabupaten Magetan, Sugianto, mengaku belum mendapat laporan dari warga Desa Ngariboyo itu.
"Coba Senin (23/3/2015), saya tanyakan ke bagian administrasi. Kita juga akan cek siapa koordinatornya untuk dimintai pertanggungjawaban," kata Sugianto.