Minggu, 5 Oktober 2025

Bupati Ngada Menghadang 500 Warga Loa yang Bakal Melakukan Penyerangan

Bupati Ngada, Marianus Sae, bersama Dandim 1625 Ngada menghadang 500 warga dari Desa Loa

Editor: Budi Prasetyo
POS KUPANG/TENI JENAHAS
DISKUSI -- Bupati Ngada, Marianus Sae (kanan) bersama Dandim 1625 Ngada, Letkol (Inf) Pinsensius Manik, dan Kapolres Ngada, AKBP Bertholomeus I Made Oka Putra (kiri), berdiskusi mencari solusi konflik dua kampung itu, Kamis (18/12/2014). Bupati Ngada Menghadang 500 Warga Loa 

TRIBUNNEWS.COM.BAJAWA --- Bupati Ngada, Marianus Sae, bersama Dandim 1625 Ngada, Letkol (Inf) Pinsensius Manik, Wakapolres Ngada, Kompol Antonius Sareng Kelang, dibantu puluhan aparat kepolisian, TNI dan Pol PP menghadang 500 warga dari Desa Loa yang berencana menyerang warga Kampung Hobotopo, Desa Mengeruda, Kecamatan Soa, Kamis (18/12/2014).

Belum diketahui secara jelas motif dari penyerangan warga Loa ke Hobotopo. Bupati sudah meminta warga dari dua kampung untuk bertemu di Bajawa, Jumat (19/12/2014) untuk mencari titik persoalan sekaligus mencari jalan keluar terbaik.

Bupati Ngada, Marianus Sae, yang ditemui di lokasi konflik, Kamis (18/12/2014) siang, mengatakan, dirinya bersama Dandim 1625 Ngada, Wakapolres Ngada dibantu aparat kepolisian, TNI dan Pol PP menghadang kelompok warga dari Loa yang hendak menyerang warga Kampung Hobotopo, Kamis pagi sekitar pukul 06.30 Wita.

Mereka menghadang di tengah hutan atau sekitar 100 meter sebelum masuk Kampung Hobotopo. Warga Loa yang dilengkapi senjata tajam dan wajah sudah dicat langsung menyerang ke Kampung Hobotopo.

Sekitar 100 meter sebelum masuk Kampung Hobotopo, aparat keamanan sudah bersiaga di wilayah sekitar kampung persis di kali. Warga yang sudah nekat menyerang warga Kampung Hobotopo itu sempat menembus beberapa aparat keamanan yang sudah menjaga.

Namun, beberapa menit kemudian, Bupati Marianus Sae tiba di lokasi berpakaian loreng tentara langsung bergerak dan menghadang warga yang datang menyerang. Setelah diberi pengertian baik, warga Loa kembali ke kampung.

"Saya sampai jatuh di kali untuk hadang mereka. Saya tidak tahu lagi kalau saya tidak datang, pasti kampung ini berdarah. Saya lihat mereka sudah mulai bolos di pasukan Pak Wakapolres. Terus mereka kerumun di kelompok Pak Dandim. Mereka datang bawa parang, tombak, senapan angin dan katapel. Saya langsung suruh mereka pulang," kata Bupati Marianus.

Menurut Marianus, motif penyerangan belum diketahui, karena informasinya masih simpang siur. Untuk mengetahui motifnya, pemerintah mengundang warga Loa dan Hobotopo mengikuti pertemuan di Aula Setda Ngada, Jumat (19/12/2014).

Rencana penyerangan dijadwalkan oleh kelompok warga Loa sekitar pukul 05.00 Wita, namun warga Loa baru melakukan penyerangan pukul 06.30 Wita.

Sumber: Pos Kupang
Tags
Bajawa
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved