Minggu, 5 Oktober 2025

Isu Penculikan Biki Penyadap Karet Melawi Resah

Bahkan isu tersebut juga membuat sebagian masyarakat takut beraktivitas keluar rumah, untuk berlandang dan menyadap karet.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Isu Penculikan Biki Penyadap Karet Melawi Resah
Istimewa
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, MELAWI -- Isu penculikan anak yang kemudian dipenggal kepalanya atau diambil organnya di Melawi, sempat membuat masyarakat resah. Bahkan isu tersebut juga membuat sebagian masyarakat takut beraktivitas keluar rumah, untuk berlandang dan menyadap karet.

“Isu seperti ini memang sering muncul, tapi jelas ini tidak benar. Termasuk kalau ada isu orang yang mau ngayau (mencari kepala) juga tak benar,” kata kapolsek Belimbing Iptu Aang Permana.

Aang mengimbau, warga tidak perlu cemas, sehingga mereka menjadi takut untuk bekerja keluar rumah. Kata dia sampai saat ini tidak ada satupun anak yang diculik atau bahkan sampai meninggal seperti yang diisukan oleh masyarakat.

“Saya juga tahu dari mana asal usul munculnya isu tersebut. Ada kabar pula bahwa isu tersebut bermula dari desa Nobal, di wilayah Kabupaten Sintang. Namun, di sana juga tidak kejadian seperti yang diisukan,” katanya.

Menurut Aang isu tersebut diketahui warga dari mulut ke mulut, pesan singkat dan BBM. Bahkan isunya mengatas namakan kapolsek Nanga Pinoh waktu itu. Tapi sampai saat ini tidak ada pengaduan atau korban seperti yang diomongkan orang.

Jajaran Polsek Belimbing pun, terang Aang sudah melakukan pertemuan dengan sejumlah kepala desa dan tokoh masyarakat di wilayah kecamatan Belimbing untuk memberikan penjelasan dan pemahaman pada masyarakat bahwa hal tersebut sama sekali tidak benar.

“Kita minta masyarakat jangan terpancing, takutnya ini nantinya malah dimanfaatkan pihak ketiga yang bisa merugikan masyarakat sendiri. Kalaupun bertemu dengan orang-orang yang mencurigakan, kita minta masyarakat langsung melaporkan pada pihak berwajib,” pesannya.

Aang pun menuturkan, isu seperti penculikan anak, bahkan isu ngayau sering muncul disaat harga komoditas seperti karet dan sawit mengalami penurunan. Tujuan penyebaran justru membuat situasi kamtibmas menjadi kacau.

“Tapi kita sudah bertindak melalui meningkatkan intensitas patroli, melakukan sambaing desa, serta menugaskan polisi di posko dan babinkamtibmas untuk mengunjungi desa dan memberikan penerangan yang benar pada masyarakat,” katanya. (Ali Ansori)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved