Isu Tuyul
Warga Nekat, 2 Tahun 12 Orang Mati Sakit Gara-gara Sumaji - Suhartik
Suhartik istri Sumaji adalah merupakan istri sambungan pendatang dari Desa Blawi. Menurut Mu’in, saudara Suhartik juga dipercayai warga banyak yang

TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN – Para pelaku pengrusakan warga Desa Banyuurip
Kecamatan Karangbinangun, Lamongan Jawa Timur mengaku terpaksa harus menghentikan ulah Sumaji dan Suhartik yang dituding memelihara tuyul untuk pesugihan dengan cara kekerasan, yakni pengrusakan rumah dan semua perabot rumah.
Pasalnya, menurut Mu’in, warga yang turut diamankan kepada Surya (Tribunnews.com Network)mengungkapkan, data
yang dimiliki warga selama 2 tahun terhitung ada 12 warga yang sakit dan minta pulang ke rumah Suhartik, hingga akhirnya meninggal semuanya.
"Jadi mereka yang saat itu sakit ngomelnya minta pulang ke rumah Suhartik, istri Sumaji. Sampai semuanya akhirnya mati,”ungkap Mu’in.
Mu’in bahkan ingat siapa saja yang meninggal tidak wajar karena minta pulang ke rumah Suhartik, diantaranya, Muzaini, Turhan, Kasrup, Siah, Zuliana, Suwondo, Katminah, Kamin, Takrip, Sanah , Askonah dan yang meninggal terakhir bernama Adminah.
Jumlah sebanyak itu terhitung dalam kurun waktu 2 tahun, yakni 2013 hingga 2014 ini.
Saat ini bahkan, lanjut Mu’in, ada dua orang yang tekapar sakit juga setiap hari minta pulang ke rumah Sumaji, yakni Juari dan Sutiah.
Menurutnya, kalau cara Sumaji dan Suhartik tidak dihentikan warga, maka akan banyak lagi korban berjatuhan.Sebenarnya, ungkap Mu’in, massa bermaksud akan membakar rumah
Sumaji namun niat itu diurungkan lantaran khawatir api akan menyambar rumah lainnya, yang berdekatan dengan rumah Sumaji.
Makanya warga hanya melempari dan membawa keluar semua isi rumah dan kemudian dibakar di atas tanggul Bengawan Solo.”Kalau warga sih kepinginnya dibakar, tapi kan bahaya,”ungkap Mu’in.
Hal serupa juga diakui pelaku, Kasnan, ia dan teman – temannya meyakini kalau Sumaji memelihara tuyul untuk cari pesugihan.”Kadose nggeh ngoten pak, nggadah tuyul,”ungkap Kasnan.
Suhartik istri Sumaji adalah merupakan istri sambungan pendatang dari Desa Blawi. Menurut Mu’in, saudara Suhartik juga dipercayai warga banyak yang memelihara tuyul seperti Suhartik.
Langkah anarkis warga, menurut massa yang diamankan di polres memang tidak diketahui langsung Sumaji dan Suhartik. Sebab keduanya membuka usaha warung kopi di Surabaya.
Sementara akibat pengrusakan ini, kerugian yang dialami Sumaji hanya sekitar Rp 25 juta.
Jumlah terbanyak adalah kerugian pada perhitungan isi rumah yang dibawa keluar dan diakar massa.