Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemprov Jatim Buka SMK Migas

"Saat ini masih proses pembangunan,"terang Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun saat dikonfirmasi akhir pekan ini.

Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Seorang pelajar mengekspresikan kegembiraan usai pengumuman kelulusan tingkat SMA/SMK di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (20/5/2014). Aksi tersebut sudah menjadi tradisi untuk merayakan kegembiraan pada saat kelulusan. Dari total 22.544 siswa SMA/SMK sederajat di Kota Semarang, ada 14 siswa yang dinyatakan tidak lolos Ujian Nasional (UN). (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Satu lagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Migas akan berdiri di Kabupaten Bojonegoro.

Pendirian SMK migas ini hasil kerjasama BP Migas, Pemprov Jatim dan Pemkab Bojonegoro.

Pemprov memberikan dana hibah sebesar Rp 15 miliar untuk proses pembangunannya, sementara Pemkab Bojonegoro menyediakan lahannya.

"Saat ini masih proses pembangunan,"terang Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun saat dikonfirmasi akhir pekan ini.

Menurutnya, pembangunan SMK Migas ini untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang migas yang memang berkembang pesat di Bojonegoro.

"Di sana kan banyak kilang minyak. Jadi ini harus disikapi dengan menambah SDM nya,"katanya.

SMK Migas ini menambah SMK migas yang sudah dibangun di Bojonegoro.

Sebelumnya di Bojonegoro sudah ada SMK Migas yang kini berubah nama menjadi SMKN 4 Sukowati, Surabaya.

SMK Migas di bojonegoro ini menambah jumlah SMK Baru yang dibangun pemprov jatim.

Sebelumnya, sudah di bangun SMK perikanan di Sampang, Madura.

Lalu SMK Mebeler di Pacitan, SMK Agro dan Jasa di Kota Malang, SMK Perikanan dan Agro di Bondowoso, SMK Jasa dan Industri Pengolahan di Mojokerto serta SMK Handicraft di Madiun.

Proses belajar di enam SMK ini sudah berjalan.

"Kami memang menitikberatkan pada SMK sesuai dengan potensi daerah masing-masing sehingga bisa mengembangkan daerahnya,"katanya.

Selain SMK-SMK besar, mulai tahun ajaran 2014-2015 ini, pemprov juga membuka 80 SMK mini di Jatim.

Untuk pembukaan ini, pemprov mengalokasikan masing-masing Rp 250 juta per SMK mini sehingga total anggaran yang dikucurkan Rp 20 miliar.

Jumlah sasaran ini bertambah dibandingkan rencana awal yang hanya 40 SMK mini.

"Adanya penambahan itu karena ada tambahan dari APBN P 2014,"terang Harun.

SMK mini ini akan dibuat di pondok pesantren (ponpes).
Tidak ada syarat khusus yang diharuskan. Hanya dititikberatkan pada potensi yang ada di ponpes tersebut.

Misalnya saja, ponpes ini sudah merintis agriculture, ya kami tinggal memperkuatnya dengan SMK mini agro.

Bidang keahlian yang dipilih juga tergantung dengan potensi yang ada di sekitar ponpes.

Misalnya, ponpes yang berdekatan dengan pantai akan dibuat SMK dengan keahlian khusus perikanan. Atau ponpes yang ada di daerah agribisnis seperti Kota Batu akan didirikan SMK khusus pertanian.

Sementara ponpes yang ada di perkotaan seperti Surabaya akan dibuat SMK khusus tata boga, teknik mesin atau tekinik informatika.

Dalam pelaksanaannya SMK mini ini bisa berdiri sendiri di ponpes atau bisa juga cabang dari SMK negeri yang ada di daerah setempat.

Ini tergantung dari kesiapan sarana dan prasarana yang ada di ponpes tersebut.

Ijazah akan disesuaikan. Yang penting anak-anak mendapatkan keahlian yang harus dikembangkan lebih lanjut.

Terkait tenaga pendidik (guru), ada beberapa alternatif yang bisa dipakai yakni mengambil ahli dari perguruan tinggi, praktisi perusahaan atau bahkan mengambil guru dari SMK setempat.  

Dan ini nanti akan melibatkan Majelis Kerja Kepala Sekolah (MKKS).

Menurut Harun program SMK mini ini sengaja diwujudkan untuk memaksimalkan potensi di ponpes agar bisa memberikan sumbangsih pemikiran dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang handal.

Saat ini di Jatim terdapat sekitar 1.500 SMK negeri dan swasta. 277 diantaranya SMK swasta.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved