Menteri Pertahanan: Ikut Menwa, Dapat Kredit Poin
“Sehingga, apabila sarjana butuh 150 kredit poin untuk lulus, maka mahasiswa yang ikut Menwa membutuhkan 147 kredit poin saja,” ungkap Purnomo.

TRIBUNNEWS.COM,MALANG – Resimen Mahasiswa atau Menwa, kini tidak lagi sebagai organisasi kampus yang setara dengan organisasi kemahasiswaan lainnya, sebab Menwa juga bisa ditukar menjadi 3 kredit poin kuliah atau Satuan Kredit Semester (SKS).
Kabar tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro ketika menjadi dosen tamu di Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya (UB), Sabtu (21/06/2014) siang.
“Apabila bergabung dengan Menwa, maka mahasiswa bisa mendapat 3 kredit poin,” kata Purnomo dihadapan 50 mahasiswa UB.
Ia menambahkan kredit poin ini, selanjutnya dikonversi menjadi mata kuliah bela negara.
“Sehingga, apabila sarjana butuh 150 kredit poin untuk lulus, maka mahasiswa yang ikut Menwa membutuhkan 147 kredit poin saja,” ungkap Purnomo.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam ini menjelaskan, dasar konversi tersebut adalah Memorandum of Understanding (Mou) antara Kementerian Pertahanan Indonesia, dan Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang disepakati sebulan lalu.
Dalam Mou ini juga disebutkan kalau konversi ini sifatnya adalah pilihan mahasiswa.
“Jadi bisa diambil, bisa juga tidak. Kami kembalikan pada mahasiswa dan perguruan tinggi masing-masing,” katanya.
Purnomo mengatakan belum banyak perguruan tinggi yang mau menerapkan Mou tersebut, walau sudah ditetapkan sebulan lalu.
Saat ini, katanya baru beberapa perguruan tinggi di Jawa Barat saja yang menerapkan Mou tersebut.
“Jumlah pastinya saya lupa,” kata Purnomo.
Kendati demikian, ia berharap seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia mendukung, dengan menerapkan Mou tersebut bagi seluruh anggota Menwa.
Alasannya, Menwa adalah salah satu kegiatan bela negara mahasiswa yang masih terpelihara sampai kini.
Alasan lain, kegiatan ini untuk mendorong keaktifan mahasiwa pada Menwa.
Selain membincangkan soal Menwa, Purnomo juga berbicara soal Ketahanan Nasional selama lima tahun belakangan ini, serta sikap mahasiswa yang semakin dinamis, dan kritis, terutama dalam menyikapi persoalan bangsa.
Ia berharap sikap kritis mahasiswa bisa dipertahankan dan sifatnya membangun, sehingga bisa membawa kemajuan bagi Indonesia.
“Jangan sampai kita yang sudah puluhan tahun merdeka akan terpecah belah seperti yang terjadi di banyak negara tetangga kita,” kata Purnomo.