Minggu, 5 Oktober 2025

Kabupaten Bandung Dilanda Kelangkaan Gas

Kelangkaan gas elpiji yang terjadi sejak dua pekan lalu menyebar ke sejumlah daerah di Jawa Barat

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pekerja melakukan bongkar gas 3 kilogram di salah satu agen gas 3 kilogram di Jalan Terusan Buahbatu, Kabupaten Bandung, Senin (5/5). Dalam beberapa pekan terakhir keberadaan gas bersubsidi ini kembali langka di sejumlah tempat di Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan kota/kabupaten lainnya di Jabar, hingga harganya bisa menembus Rp 18 ribu - Rp 20 ribu per tabung. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Kelangkaan gas elpiji yang terjadi sejak dua pekan lalu menyebar ke sejumlah daerah di Jawa Barat. Tak hanya di Kabupaten Bandung, ekpiji tiga kilogram juga sulit didapat di sejumlah wilayah lain, seperti Kabupaten Bandung Barat (KBB), Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon.

Di Kecamatan Cisarua, Parongpong, dan Kecamatan Lembang, KBB, harga eceran elpiji tiga kilogram bahkan sudah ada yang mencapai Rp 25 ribu per tabung. Padahal, dalam keadaan normal di wilayah tersebut, harganya antara Rp 15 ribu  hingga Rp 18 ribu per tabung.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Bandung Barat, Weti Lembanawati, mengatakan pihaknya memang telah mendapat laporan mengenai kelangkaan dan melambungnya harga gas elpiji ukuran 3 kilogranm ini. Meski demikian, Weti mengaku belum akan mengambil langkah operasi pasar. Weti mengaku lebih memilih menghentikan persoalan di hulunya yakni dengan mencari tahu penyebab kelangkaan yang mengakibatkan harganya terus melambung tinggi.

"Sebab, pasokan dan pendistribusian sebenarnya lancar. Tidak ada masalah dari Pertamina. Kami lagi mensurvei ke lapangan. Dari situ akan ketahuan, persoalannya ada di mana?" kata Weti.

Di Kabupaten Bandung, kelangkaan gal elpiji juga membuat harganya melambung, sekalipun tak setinggi di KBB. Di Kabupaten Bandung, harga gas elpiji 3 kilogram masih berkisar Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu per tabung. Namun, harga ini pun jauh di atas harga normal yang hanya Rp 15 ribu per tabung.

Akibat tingginya harga elpiji ini, sejumlah warga di Kabupaten Bandung bahkan sudah terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak. Warga lebih memilih kayu bakar karena lebih mudah didapat.

Ketua Hiswana Migas Bandung Raya, Tuah Siagian mengatakan, di Kabupaten Bandung kelangkaan gas terjadi di Kecamatan Soreang, Bojongsoang, Baleendah, Dayeuhkolot, Rancekek dan sekitarnya. "Beberapa waktu lalu kami sudah menambah pasokan di Baleendah dan sekitarnya. Tapi masih saja kurang. Kelangkaan diduga akibat banyak perusahaan nonmikro yang memakai gas bersubsidi," ujar Tuah.

Untuk mengatasi kelangkaan gas, kata Tuah, pihaknya akan menditribusikan tabung gas pada tanggal 7 sampai 8 Mei. Pihaknya akan mendistribusikan penambahan pasokan gas sebanyak 100 persen dari kebutuhan gas sebanyak 223.000 tabung per hari.
Kadiskoperindag Kabupaten Bandung, Popi Hopipah akan segera meminta Pertamina dan Hiswana Migas memberlakukan perdagangan tertutup (off market) untuk gas tiga kilogram.

"Pemberlakuan off market sudah menjadi keputusan dari pusat. Harusnya diberlakukan tahun ini. Namun kenyataannya hingga saat ini belum direalisasikan. Dengan off market  distribusi untuk setiap daerah memiliki ciri khusus. Sehingga, jika dilarikan ke daerah lain dapat dengan mudah teridentifikasi," kata Popi. (zam/wij/roh/sta/stf)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved