Fly Over Kopo Segera Dibangun
Untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung, pemerintah berencana membangun jembatan layang (fly over)
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung, pemerintah berencana membangun jembatan layang (fly over) di titik-titik kemacetan.
Salah satunya adalah jembatan layang Kopo-Leuwipanjang. Pelakasanaan pembebasan tanah harus sudah dilakasanakan pada 2013, dan pelaksanaan konstruksi pada 2014.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)Kota Bandung Gunadi Sukma Bhinekas pun mengatakan rencana pembangunan jembatan layang Kopo-Leuwipanjang sudah jelas.
Menurut Gunadi, semula rencananya ada dua, yakni jembatan layang Buahbatu dan jembatan layang Kopo. Namun setelah rapat evaluasi, yang akan dilaksanakan hanya jembatan layang Kopo-Leuwipanjang.
Jembatan layang Buahbatu ditunda karena harus didesain ulang setelah ada rencana menyambungkan hingga persimpangan Soekarno Hatta-Ibrahim Aji (Kiaracondong). "Butuh waktu untuk desain ulang," katanya baru-baru ini kepada Tribun.
Adapun jembatan layang Kopo Leuwipanjang akan memiliki panjang jembatan 1.225 meter, penampang jalan 4 jalur-2 arah dibatasi dengan median jalan, bangunan bawah dengan 19 buah tiang dan abutmen 2 buah, sedangkan bangunan atas balok tipe girder box.
Gunadi menjelaskan, luas tanah dan bangunan yang terkena dampak pembangunan jembatan layang Kopo-Leuwipanjang seluas 17.406,42 meter persegi. Luas bangunannya 7.574,36 meter persegi.
Wilayah yang terkena pembangunan jembatan layang tersebut terdiri atas tiga kelurahan dan tiga kecamatan, yaitu Kelurahan Kebon Lega, Kelurahan Kopo, dan Kelurahan Babakan Ciparay, serta Kecamatan Bojongloa Kidul, Kecamatan Bojongloa Kaler, dan Kecamatan Babakan Ciparay.
Menurut Gunadi, pembangunan jembatan layang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pembebasan tanah oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat. Adapun tugas Kota Bandung hanya sosialisasi.
Gunadi mengatakan, status tanah yang terkena proyek jembatan layang sampai saat ini masih dikuasai pemegang hak.
Sebagian besar lahan yang terkena pembasan lahan berupa perkantoran, pertokoan, dan bank. Selain itu, terdapat utilasi jaringan pipa Pertamina, jaringan listrik PLN, jaringan air minum PAM, jaringan telepon, bailho, dan lainnya.
Untuk menyosialisasikan jembatan layang Kopo-Leuwipanjang, dibentuk tim panitia pengadaan tanah dipimpin Sekda Kota Bandung Yossi Irianto.
Para pemilik lahan yang terkena rencana pembangunan jembatan layang di Simpang Kopo, Bandung, belum mengetahui kejelasan lanjutan proyek itu.
Pemilik Bengkel Pakar Jaya di Jalan Soekarno-Hatta 170, Alex Parmadi, mengatakan baru sekali ada rapat sosialisasi pembangunan jembatan layang.
"Saya lupa persisnya, sekitar pertengahan tahun lalu," ujar Alex saat ditemui Tribun, Selasa (18/3).
Pemilik RM Padang Iyobana Sero di Jalan Kopo 338, Elimijar, mengakui ada rapat pada 2013. Ketika itu, rapat berlangsung di kantor camat serta hanya sosialisasi denah proyek jembatan layang itu.
"Belum ada pembicaraan soal harga tanah. Saya harap harga tanah tidak seperti NJOP (nilai jual objek pajak) karena itu bukan harga jual-beli," ujar pria yang dikenal dengan panggilan Datuk ini. Setidaknya, ucapnya, ganti rugi lahan itu cukup untuk membeli lahan baru buat usaha yang sama.
Eman Sulaeman pun belum berniat pindah. Eman menyewa bangunan di Jalan Soekarno-Hatta 170 (samping bengkel milik Alex).
"Belum ada pemberitahuan dari yang punya rumah. Saya kontrak sampai 2017. Saya justru mau memperbaiki genting-genting yang bocor," kata Eman. (tsm/tom)