Rantau Gedang Terisolir
Banjir merendam Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, menyebabkan penduduk Desa Rantau Gedang dan Teluk Rumbia, terisolir
TRIBUNNEWS.COM SINGKIL - Banjir yang merendam wilayah Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, menyebabkan penduduk Desa Rantau Gedang dan Teluk Rumbia, terisolir. Pasalnya jalan darat satu-satunya menuju ke luar terendam banjir. Sementara lewat jalur sungai yang biasanya menjadi akses alternatif ketika sedang terjadi banjir telah ditutup di kawasan Bengkolan.
Kepala Desa Rantau Gedang, Baharuddin yang dihubungi Serambi, Sabtu (7/12) mengatakan, pascapenutupan sungai di sekitar Bengkolan satu-satunya akses jalan membeli kebutuhan sehari-hari hanya lewat sungai besar dengan jarak tempuh mencapai tiga jam. Sayangnya selain jauh melalui jalur sungai besar membahayakan karena arusnya sangat deras ketika sedang banjir.
“Bukan tidak bisa keluar, bisa. Tapi jauh dari tadinya 30 menit, sekarang jadi tiga jam. Udah gitu bahaya karena arus sungainya kencang,” kata Baharuddin.
Menurut Baharudin, warganya bersama penduduk Teluk Rumbia, sebelum penutupan Bengkolan sudah meminta Pemkab meninggikan jalan darat terlebih dahulu. Namun usulan itu, belum mendapat respons, malah sungai ditutup terlebih dahulu, sehingga begitu banjir datang sulit bagi warga ke luar mencari kebutuhan sehari-hari.
“Kami bukan melarang penutupan, tapi maunya beri solusi dahulu buat kami, agar tetap bisa menuju kota Singkil, ketika banjir,” ujar Baharuddin.
Andang, aktivis LSM di Singkil, menilai penutupan sungai di Bengkolan, tidak bermanfaat, yang ada malah merugikan masyarakat Rantau Gedang dan Teluk Rumbia, hingga terisolir pada banjir kali ini. “Sudah merugikan warga Rantau Gedang dan Teluk Rumbia, banjir tetap saja masuk ke wilayah ibu kota Singkil, termasuk tempat tinggal saya di Sukamakmur. Artinya penutupan Bengkolan tidak ada artinya,” kata Andang.
Sudah disosialisasikan
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Aceh Singkil, Muzni yang dikonfirmasi Serambi sebelumnya mengatakan, penutupan sungai di kawasan Bengkolan, sudah disosialisasikan ke masyarakat Rantau Gedang dan Teluk Rumbia. Sosialisasi dilakukan dengan memanggil kepala desa di daerah pinggir sungai tersebut. “Sebelum melakukan penutupan sudah melalui proses sosialisasi ke masyarakat,” kata Muzni, sebagaimana dilansir Serambi edisi Kamis (14 November 2013).
Menurut Muzni, penutupan sungai di kawasan Bengkolan tidak bisa dihindarkan sebagai program penanggulangan banjir ke wilayah ibu kota kabupaten. Jika tidak ditutup selain banjir, jembatan Suka Makmur juga terancam ambruk. “Kalau tidak didahulukan (ditutup) Bengkolan, jembatan Suka Makmur bisa ambruk,” jelas Muzni.
Ditanya solusi ketika banjir agar warga Teluk Rumbia dan Rantau Gedang tidak terisolir, Muzni menyatakan, warga bisa melewati jalan darat yang tergenang banjir menggunakan perahu kecil. “Lewat jalan masih bisa menggunakan perahu. Memang selain menutup Bengkolan, jalan itu secara bertahap pelan-pelan dibangun, sehingga begitu banjir tetap bisa dilalui,” kata Muzni.(c39)