Dua Jembatan di Garut Rawan Ambruk
Lapisan hotmiks pada dua jembatan tersibuk di kawasan perkotaan Kabupaten Garut dikeruk.

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Lapisan hotmiks pada dua jembatan tersibuk di kawasan perkotaan Kabupaten Garut dikeruk. Pengerukan ini dilakukan untuk memperbaiki kedua jembatan tersebut yang rawan ambruk karena kerusakan konstruksi dan usia tuanya.
Kepala Dinas Binamarga Kabupaten Garut, Adeng Sudjarmono, mengatakan kedua jembatan besar ini adalah Jembatan Maktal di Kecamatan Tarogongkidul dan Jembatan Perintis Kemerdekaan di Kecamatan Garutkota. Keduanya membentang di atas Sungai Cimanuk.
Perbaikan diawali dengan pengupasan lapisan hotmiks permukaan jalan di atas konstruksi jembatan. Hotmiks yang melapisi permukaan jembatan itu di luar konstruksinya. Makanya, pelapisan itu bukannya memperkuat konstruksi jembatan, sebaliknya malah menjadi beban, beratnya bisa mencapai 84,5 ton," kata Adeng di kantor dinasnya, Rabu (30/10/2013).
Adeng mengatakan dua jembatan tersebut sangat vital karena menghubungkan dua kawasan perkotaan. Dua jembatan ini juga sangat sibuk dengan kepadatan aktivitas lalu lintasnya. Usianya pun sudah sangat tua dan mengalami kerusakan konstruksi. Karenanya, untuk mengurangi beban jembatan yang sudah melewati masa layak pakai, pengerukan pun dilakukan.
Menurut Adeng, walaupun tanpa beban kendaraan di atasnya, jembatan tersebut sudah menahan beban yang sangat berat. Seharusnya, ujar Adeng, pada permukaan jembatan tidak dilakukan penebalan sampai berlapis-lapis karena kedua jembatan itu sudah tidak layak pakai dan kondisi konstruksinya semakin mengkhawatirkan.
"Seharusnya kalaupun ada perbaikan, lapisan lama dikeruk dulu sebelum dilapisi hotmiks baru agar tidak terjadi penambahan beban. Jembatan seharusnya bergerak-gerak pada saat dilintasi kendaraan. Tetapi akibat adanya pelapisan hotmiks secara menyeluruh, expansion joint pada bahu jembatan jadi terkunci kaku," ujar Adeng.
Jembatan Maktal di Jalan RSUD tersebut memiliki panjang sekitar 35 meter dengan lebar 7 meter. Menurut Adeng, ketebalan hotmix di permukaan jalan jembatan itu sudah mencapai antara 11 hingga 20 centimeter. Padahal idealnya adalah 3 centimeter.
Sedangkan jembatan di Jalan Perintis Kemerdakaan menanggung beban lebih berat.
Jembatan yang memiliki panjang sekitar 60 meter dan, lebar 5 meter, ini memiliki ketebalan permukaan jalan rata-rata 17 cm. Karenanya, pengerukan permukaan jembatan ini didahulukan. Pengerjaan pengerukan lapisan hotmiks pada kedua jembatan itu dialokasikan dari APBD 2013 Kabupaten Garut.
Pengerjaannya dilakukan pada malam hari, mulai pukul 20.00 hingga pukul 06.00. Pada waktu tersebut, kata Adeng, volume kendaraan mulai berkurang sehingga proses pengerukan tidak mengganggu arus lalu lintas. Pengerukan Jembatan Perintis Kemerdekaan sudah selesai, sedangkan Jembatan Maktal baru selesai sekitar 50 persen.
Adeng mengatakan sebagian besar jembatan di Kabupaten Garut merupakan peninggalan zaman penjajahan. Adeng mengatakan dengan usia mencapai puluhan tahun, kebanyakan jembatan di Kabupaten Garut sudah melewati masa rencana penggunaan.
"Sejumlah jembatan sudah mengalami kerusakan atau penurunan kualitas konstruksi fisik karena selama puluhan tahun terus dipakai dan belum direhabilitasi. Di Jembatan Maktal, misalnya, saat perhentian lampu merah, antrean kendaraan menambah beban jembatan. Sangat berbahaya saat antrean panjang dan terhenti di badan jalan jembatan," kata Adeng. (sam)