Pendeta Simon Ngantung Meninggal di Dalam Angkot
Sopir angkutan kota (angkot) jurusan Kembang-Pusat Kota 45 Manado, Jecky L (42), panik ketika melihat seorang penumpang
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Sopir angkutan kota (angkot) jurusan Kembang-Pusat Kota 45 Manado, Jecky L (42), panik ketika melihat seorang penumpang yang berada di angkotnya tiba-tiba roboh.
Saat itu penumpang yang diketahui bernama Simon Ngantung (72) duduk di bangku depan tepat berada di samping Jecky.
"Saya kaget luar biasa, tiba-tiba nafasnya tersengal-senggal, lalu roboh," cerita Jecky, Senin (28/10/2013).
Kejadian itu bermula ketika Simon Ngantung yang juga adalah seorang pendeta, menumpang di angkotnya dari perempatan Jalan Kembang Sario, Minggu (27/10/2013) pagi. Dia minta diantarkan ke Gereja Maranatha Sario.
"Katanya mau ambil handphone-nya yang tertinggal disana," ujar Jecky.
Saat naik angkot, pendeta Simon terlihat baik-baik saja. Dia duduk di samping sopir di bagian depan. Demikian pula, ketika Jecky menurunkan dua penumpang lainnya di depan SMA Rex Mundi, pendeta Simon masih terlihat sehat.
Kepanikan Jecky terjadi saat melintasi Pos Lantas Multi Mart Jalan Samratulangi. Simon tiba-tiba roboh dengan nafas yang tersengal-sengal. Bersama seorang penumpang perempuan lainnya, Jecky lalu melarikan pendeta Simon ke Mapolresta Manado yang hanya berjarak seratusan meter dari lokasi kejadian.
Oleh petugas polisi yang berjaga, Jecky disarankan membawanya dulu ke rumah sakit. Jecky pun melarikan Pendeta Simon ke Rumah Sakit Pancaran. Tetapi saat tiba di rumah sakit, petugas di sana menyatakan Pendeta Simon telah meninggal dunia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Simon pagi itu hendak melayani jemaat di Desa Tatelu. Dia akan memimpin ibadah Rukun Tonsea di sana. Adik Simon, Adrianus Ngantung mengatakan, saat di Jakarta, Simon memang sakit. Tetapi waktu datang ke Manado kondisi kesehatannya baik.
"Kakak saya tinggal di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta. Dia melayani di sana. Dan datang ke Manado untuk pelayanan juga. Rencana jenazahnya akan diterbangkan ke Jakarta," kata Adrianus.
Kepala Sub Bagian Humas Polresta Manado, AKP Johny Kolondam mengaku, telah melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit dan keluarga Simon. Tidak ada tindakan kekerasan di tubuh sang pendeta. Diduga Simon meninggal karena sakit jantung.