Wabah Campak di TTS, 10 Meninggal Dunia
Meninggal akibat terserang campak sebanyak 8 orang, dua di antaranya meninggal karena TBC dan kejang demam
Laporan Wartawan Pos Kupang, Thomas Duran
TRIBUNNEWS.COM, SOE -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dr. Hosiani In Rantau, mengatakan, korban campak di Desa Nuapin, Kecamatan Fatumnasi, bertambah dua balita sehingga total korban tewas menjadi 10 orang. Jumlah penderita pun bertambah saat ini mencapai 78 orang.
"Sebelumnya balita yang meninggal 10 orang. Meninggal akibat terserang campak sebanyak 8 orang, dua di antaranya meninggal karena TBC dan kejang demam. Saya baru mendapat laporan dari petugas yang sementara berada di Nuapin bahwa korban meninggal akibat campak sudah bertambah dua orang sehingga totalnya 10 orang. Sejak kemarin saya perintahkan untuk membuka posko di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) untuk mempermudah penanganan dan pengawasan," kata In Rantau saat ditemui di ruang rapat DPRD TTS, Jumat (4/10/2013).
Menurut dia, hasil pemeriksaan laboratorium di Surabaya menyebutkan, bintik-bintik merah yang menyerang anak-anak di Nuapin positif campak. "Campak itu virus dan bisa sembuh dengan sendirinya. Jika ada infeksi sekunder berupa diare, sesak nafas (pleumonia) korban bisa meninggal dunia seperti yang terjadi di Nuapin," tegasnya.
In Rantau menegaskan, Campak di Nuapin sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Pemerintah Propinsi NTT dan Kementerian Kesehatan sejak tanggal 3 Oktober 2013.
Dan, saat ini, lanjut dia, semua penderita ditampung di Poskesdes untuk mempermuda pengawasan. Menurut dia, sejak akhir bulan Juli 2013 sampai saat ini penderita sebanyak 190-an sejak pertengahan bulan Juli 2013. Dan, yang masih menjalani perawatan sebanyak 78 orang. In Rantau menduga para korban dan penderita belum pernah mendapatkan imunisasi campak.