BNN Kumpulkan Seribu Siswa Rawan Narkotika
Ini ide dari Bu Wali (Dewanti) waktu kami silaturahmi ke kediaman beliau. Beliau ingin bermitra dengan BNN

Laporan Wartawan Surya, Iksan Fauzi
TRIBUNNEWS.COM,BATU - Badan Nnasional Narkotika (BNN) Kota Batu dalam waktu dekat berencana mengumpulkan 1.000 siswa dari SMP dan SMA/SMK beserta orang tuanya yang rawan penyalahgunaan narkotika pada bulan Mei mendatang.
BNN akan memberikan penyuluhan agar mereka menghindari obat-obatan terlarang itu.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan BNN Kota Batu, AKP Edy HK mengatakan, ide untuk mengumpulkan para siswa tersebut berasal dari Ketua Penggerak PKK Kota Batu yang juga istri Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, Dewanti Rumpoko.
“Ini ide dari Bu Wali (Dewanti) waktu kami silaturahmi ke kediaman beliau. Beliau ingin bermitra dengan BNN dalam rangka memberikan penyuluhan anti narkoba,” papar AKP Edy, Kamis (28/3/2013).
Dalam penyuluhan nanti, BNN akan mengenalkan obat-obatan terlarang, seperti narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Setidaknya, para siswa mengenal dan memahami akan bahaya jika disalahgunakan. Dengan demikian, kata Edy, siswa di Batu yang merupakan calon pemimpin bisa menghindarinya.
Ia mencontohkan, zat aditif bukan hanya dari obat-obatan saja, melainkan bisa berasal dari bau semir sepatu maupun lem sepatu.
Kedua bahan tersebut kalau dihisap akan membuat kecanduan karena mengandung aditif.
Selain memperkenalkan obat-obatan, BNN juga bakal memutar film documenter tentang penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar.
Film itu diaktori oleh para siswa berprestasi di Kota Batu dan bebas dari narkoba. Juga akan menampilkan Dewanti Rumpoko sebagai perempuan yang terlibat dalam pemberantasan narkoba.
Berdasar data BNN, peredaran narkoba di Kota Batu masih level bawah, contoh pil koplo, dobel L.
Kalau pun ada yang level tinggi seperti sabu-sabu, itu karena kebanyakan pengguna yang transit di Batu.
Sebelumnya, Kasat Narkoba Polresta Batu, AKP Jaelani menyatakan, setiap tahun tren peredaran narkoba di kota wisata ini meningkat. hal itu berdasarkan dari hasil tangkapan oleh tim anti narkoba Polresta.
Kebanyakan peredaran narkoba berasal dari Kediri, Ngantang, dan Kasembon.