Empat Bocah Terjebak di Mobil
Pasutri Ini Cemaskan Botol Susu Anaknya
Andreas Aloisius (29) dan Sutami (29), orangtua Wihelmus Rudi (3), satu dari empat anak yang diduga hilang, tak bisa berkata apa-apa lagi.

Laporan Wartawan Tribun Batam, Hadi Maulana
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Andreas Aloisius (29) dan Sutami (29), orangtua Wihelmus Rudi (3), satu dari empat anak yang diduga hilang, tak bisa berkata apa-apa lagi.
Bahkan, saat Tribun Batam (Tribunnews.com Network) mengunjungi rumahnya dan mengajak berkomunikasi, Andreas yang bekerja sebagai sekuriti di Perguruan Tinggi Alfayerd, Bengkong, hanya bisa menyesali kejadian yang menimpa keluarganya.
Dengan memegangi foto anak keduanya, pria asal Flores, NTT juga berusaha menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.
Bahkan, saat tak sanggup lagi menjawab pertanyaan Tribun Batam, Andreas hanya bisa bersedih, dan sesekali air mata menetes di pipinya.
"Wihelmus Rudi (3) anak kedua saya, dan anak laki satu-satunya," kata Andreas seraya merangkul istrinya, serta memegangi foto anaknya.
Dengan terbata-bata, Andreas mengaku sampai saat ini dirinya masih tidak percaya atas apa yang ia alami. Sebab, tidak biasanya putranya itu main jauh dari kediamannya.
"Kenapa? Saya yakin putra saya tidak biasa main jauh-jauh, karena setiap satu jam sekali anak saya itu pasti pulang ke rumah untuk mimik botol. Makanya saya tidak ragu jika dia (Wihelmus Rudi) main ke luar rumah, karena dia pasti akan pulang," paparnya.
Karena itulah, Andreas mengaku cemas dengan putra bungsunya, terlebih mengenai mimik susu botolnya.
"Saya berharap kepada seluruh masyarakat Batam, jika melihat anak saya, bisa segera melaporkannya ke polisi. Sebab, hanya putra saya inilah satu-satunya harta yang sangat berharga untuk saya," tuturnya.
Andreas mengatakan, jika putranya korban penculikan, maka orang yang menculiknya salah besar. Sebab, jangankan uang untuk menebus, tempat tinggal saja Andreas mengaku tidak punya.
"Lihat saja sendiri tempat tinggal saya ini, hanya sebuah gubuk, itupun didiami tiga kepala keluarga," ungkapnya.
Sutami (29), istrinya, juga berharap putranya segera pulang ke rumah.
"Saya sangat cemas sekali. Saya harap, siapa yang melihatnya bisa langsung mengantarkan putra saya ke Kampung Durian Kelurahan Sadai, Bangkong," pintanya.
Sutami yang seperti orang linglung, sejak kemarin belum makan dan tidur, karena terus mencemaskan putranya.
"Sedang apa anak saya ya, sudah makan apa belum ya? Mimik susunya juga bagaimana ya?" tanya Sutami kepada warga sekitar, yang mencoba menenangkannya.
Meski terlihat tenang, kegundahan Sutami tidak bisa ditutupi. Tatapannya yang kosong, membuat iba sejumlah tetangga sekitar. (*)