Minggu, 5 Oktober 2025

Pemilihan Gubernur Jabar

Aliansi Mahasiswa Jabar Tuntut Transparansi KPU

Aliansi Mahasiswa Jabar Penyelamat Demokrasi menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat melakukan transparansi segala data

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Aliansi Mahasiswa Jabar Tuntut Transparansi KPU
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah warga memenuhi tempat pemungutan suara saat akan melaksanakan hak pilihnya pada pelaksanaan Pilgub Jabar 2013 di TPS 06, RT 3 RW 1, Jalan Desa, Kelurahan Babakan Cari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Minggu (24/2). Hasil perhitungan cepat atau quick count dari sejumlah lembaga survai menunjukkan pasangan Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar menang pada Pilgub Jabar 2013. Disusul di tempat kedua pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki, ketiga Dede Yusuf-Lex Laksamana, keempat Irianto MS Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim dan terakhir Dikdik Mulyana Arif Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Aliansi Mahasiswa Jabar Penyelamat Demokrasi menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat melakukan transparansi segala data terkait pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2013.

Menurut salah satu anggota, Achyar Al-Rasyid, pesta demokrasi yang belum lama ini berlangsung dipenuhi keanehan. Keanehan pertama, versi quikcount menggambarkan hasil yang berbeda-beda. Dan kedua, KPU bekerja tidak secara profesional dan efektif terbukti banyaknya orang-orang yang tidak bisa memilih karena tidak memiliki undangan dan hak suara.

Tidak adanya TPS keliling seperti orang-orang yang berada di rumah sakit dan kondisi tertentu sehingga pemenangnya adalah golput sebesar 40 persen dari total DPT.

"Apakah KPU yang bermasalah ataukah seluruh kandidat yang ada memang tak layak untuk dipilih," kata Achyar Al-Rasyid kepada Tribun Jabar (Tribunnews Network) melalui pesan singkat, Kamis (28/2/2013).

Keanehan lain, ujarnya, besarnya anggaran KPU yang menyedot hingga mencapai Rp 1 triliun berbanding terbalik dengan kinerja yang dilakukan KPU. Apalagi KPU sebelum pelaksanaan Pilkada kedatangan tamu besar dari AS dengan alasan mengecek kesiapan IT.

"Hal ketiga ini menandakan bahwa ada perselingkuhan KPU Jawa Barat dengan kepentingan AS yang terindikasi akan mempersempit ruang kandidat yang pro rakyat dan pro kedaulatan agar tidak terpilih dan berusaha memenangkan kandidat Cagub Jawa Barat yang sudah berselingkuh dengan agenda AS," katanya.

Atas landasan rasional dan menyedihkan ini, Aliansi Mahasiswa Jabar Penyelamat Demokrasi menyerukan agar semua elemen masyarakat Jabar untuk menduduki KPU Jabar mendesak agar bekerja secara independen tanpa intervensi dari pihak manapun yang menenggelamkan nilai-nilai demokrasi yang sesungguhnya.

Mereka juga menuntut KPU Jabar agar melakukan transparansi segala data mengenai DPT, jumlah TPS dan kondisi TPS, demi tegaknya keadilan di tanah air tercinta.

"Kami juga menuntut agar KPU Jabar mengusut dan periksa kejanggalan yang terjadi saat pilkada terkait pelanggaran dan kecurangan kandidat calon gubernur Jabar terutama yang menggunakan uang rakyat," katanya. (tif)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved