Senin, 6 Oktober 2025

Museum Floresiensis Rp 5 Miliar Dibangun di Ruteng

Museum khusus untuk menyimpan sekaligus memajangkan bukti manusia Flores atau Homo Floresiensis akan dibangun di Kota Ruteng tahun 2013

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Museum Floresiensis Rp 5 Miliar Dibangun di Ruteng
Museum khusus untuk menyimpan sekaligus memajangkan bukti manusia Flores atau Homo Floresiensis akan dibangun di Kota Ruteng tahun 2013 ini

Laporan Wartawan Pos Kupang, Servatinus Mammilianus

TRIBUNNEWS.COM, RUTENG --Museum khusus untuk menyimpan sekaligus memajangkan bukti manusia Flores atau Homo Floresiensis akan dibangun di Kota Ruteng tahun 2013 ini. Belum dipastikan kapan museum itu dibangun tetapi lokasi telah disiapkan, anggaran pembangunan  Rp 5,2 miliar lebih.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai, Valentinus N Sene, saat ditemui di kantornya di Ruteng, Kamis (3/1/2013), menjelaskan, museum Homo Floresiensis itu dibangun di wilayah Kelurahan Watu, Kecamatan Langke Rembong, di atas lahan milik Pemkab Manggarai seluas sekitar 2.000 meter persegi," kata Valentinus.

Sumber dana, diakuinya, berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013. Dana itu dialokasikan melalui Direktorat Sejarah Purbakala pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Valentinus menjelaskan, replika dari semua hasil temuan Homo Floresiensis di Liang Bua akan disimpan di museum itu. Saat ini semua hasil temuan aslinya yang sudah digali disimpan di Arkaelogi Nasional (Arnas) di Jakarta. Yang disimpan di Ruteng tepatnya di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hanya  replikanya. Setelah museum sudah dibangun, katanya, replika tersebut langsung dipindahkan ke museum. Selain itu, kegiatan penggalian di Liang Bua untuk menemukan bukti lainnya, tetap dilakukan sampai sekarang.

Mengapa temuan aslinya tidak disimpan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai? Valentinus menjelaskan menyimpan sisa-sisa bukti Homo Florensiensis itu harus di tempat yang suhunya sama dengan suhu di bawah tanah, tempat bukti-bukti itu ditemukan. Kalau suhunya tidak sama, bukti-bukti tersebut malah bisa rusak atau hancur. "Karena pertimbangan itulah maka hasil temuan aslinya disimpan di Arnas yang memiliki fasilitas yang lengkap," ujarnya. (ser)

Baca   Juga  :

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved