Pangdam VII Wirabuana Siap Bantu Polisi Amankan Pilgub
Kodam VII Wirabuana siap menurunkan 7 ribu orang lebih personilnya untuk membantu Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR – Kodam VII Wirabuana siap menurunkan 7 ribu orang lebih personilnya untuk membantu Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat dalam menghadirkan rasa aman, damai, tentram, dan nyaman di Sulsel selama masa tahapan Pilgub Sulsel 2013 bergulir hingga selesainya pesta demokrasi di Sulsel.
Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Muhamad Nizam mengingatkan semua
pihak untuk tidak terlena dengan suasana kondusif saat pendaftaran
pasangan bakal calon gubernur dan wakil Gubernur Sulsel Syahrul Yasin
Limpo-Agus Arifin Nu’mang (Sayang) dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz
Qahhar Mudzakkar (IA), Jumat (14/9/2012) lalu.
Nizam mengaku terobsesi untuk menghadirkan keamanan pilgub seperti
yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta. Bagianya, menciptakan konsisi
seperti di Pilgub DKI Jakarta adalah sebuah tantangan.
“Aman dan tidak aman perbedaannya cepat sekali, dinamikanya cepat.
Jika tidak diantisipasi maka akan menjadi bahaya bagi situasi kita.
Situasi kondusif dan aman itu mahal harganya,” kata Nizam, Kamis
(27/9/2012).
Nizam mengungkapkan hal tersebut saat mengikuti Rapat Koordinasi
Politik dan Keamanan (Polkam) bersama unsur musyawarah pimpinan daerah (Muspida) se-Sulsel di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel.
Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa menjadikan situasi pilgub
menjadi tidak kondusif dan rentan untuk dimanfaatkan oleh oknum yang
tidak menghendaki Pilgub Sulsel berjalan damai dan aman.
Beberapa hal yang menjadi fokus kewaspadaan di Pilgub hasil
pemetaannya, antara lain kasus-kasus sengketa tanah di Sulsel sehingga
menimbulkan rasa tidak puas dari sebagian kelompok masyarakat.
Kemudian, soal ancaman teror. Kasus penemuan granat tangan di
Kabupaten Maros, upaya pengemboman yang terjadi di ATM Bank Mandiri Jl Kakatua menjadi indikator ancaman teror yang setiap bisa saja terjadi.
“Temuan granat tangan di Maros itu buatan PT Pindad yang biasa
dimiliki dilingkungan TNI. Tapi, setelah kami telusuri, jenis ini
ternyata tidak dimiliki oleh TNI dijajaran TNI sulsel, ini jelas dari
luar (daerah) yang masuk ke Maros,” Ujar Nizam.
“Kalau soal upaya pengeboman di ATM Bank Mandiri, ini indikasi ada
segelintir orang yang tidak puas dengan pilkada berjalan tenang. Kami
melihat itu ekspresi-ekspresi ketidakpuasan kelompok masyarakat
tertentu,” lanjutnya.
Yang tidak kalah pentingnya untuk diwaspadai, adalah loyalitas dan
militansi pendukung kandidat dalam memberikan dukungan dan upaya
mendeskriditkan kandiat tertentu dengan menggunakan isu SARA.
Nizam pun menegaskan sikap TNI di Pilgub Sulsel nanti tetap pada
posisi netral dan akan siap mengantisipasi setiap gangguan keamanan
selama proses pilkada.
“Pak Kapolda, 7 ribu personil TNI siap back up, termasuk bantuan dari
Kostrad yang ada di Kariango. Memang yang di Kariango bukan dalam
koordinasi saya tapi saya bisa minta bantuan dalam kondisi tertentu.
Itu baru satuan tempur dan banpur saja, belum termasuk Babinsa,”
katanya. (Din)
Baca Juga :
- Festival Seni Budaya Pelajar Dipusatkan di Sampit 33 menit lalu
- Tujuh Rumah Hangus di Gang Bandaneira Banjarmasin 44 menit lalu
- Keluarga Cari Noorkiah Lewat 'Orang Pintar' 53 menit lalu