Pemilihan Gubernur Kalbar
Di Ketapang, Golput Ungguli Calon Terpilih
Suara golongan putih (golput) di Kabupaten Ketapang dalam Pilgub Kalbar, mencapai 120.870 suara
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ali Anshori
TRIBUNNEWS.COM, KETAPANG - Suara golongan putih (golput) di Kabupaten Ketapang dalam Pilgub Kalbar, mencapai 120.870 suara, lebih tinggi dibandingkan dengan calon pasangan suara terbanyak yakni pasangan Cornelis Cristyandy Sanjaya atau CC .
Sesuai hasil rapat pleno peraih suara terbanyak, mendapatkan suara sebanyak 111.034 suara (51,87 persen), nomor urut dua Armyn Aliayang-Fathan A Rasyid 20.547 suara (9,59 persen), nomor urut tiga Mokres Effendi-Burhanuddin A Rasyid 72.945 suara (34,08 persen) dan nomor urut empat 9.519 suara (4,45 persen).
Jumlah masyarakat yang menggunakan hak pilih sebanyak 217.605 orang atau 64,5 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap yakni 338.475 orang.
Apa alasan masyarakat sehingga tidak menggunakan hak suaranya dalam pilgub Kalbar yang baru saja usai. Dari wawancara yang dilakukan pada Kamis (27/9/2012) mereka menyampaikan beragam pendapat terkait persoalan tersebut.
Andi (38) warga Kecamatan Delta Pawan, mengatakan, pada hari pencoblosan dirinya tidak mengunakan hak Pilihya. Ia beralasan siapapun pemimpin Kalbar lima tahun yang akan datang tidak akan memberikan perubahan apa-apa bagi Kesejateraan bagi Masyarakat.
"Gulpot itu hak kami, karena di mata saya 4 pasangan calon ini itu tidak akan membawa perubahaan apa-apa," katanya.
Warga lainnya, Anto (32) mengatakan, dirinya juga juga tidak mengunakan hak pilihnya karena merasa pesimis dengan para pemimpin yang akan memimpin Kalbar ini. "Siapa pun pemimpinya,hidup akan tetap seperti ini,yang miskin tetap miskin," ujar Anto.
Ketua KPU Ketapang Juardhani mengatakan partisipasi pemilih pada pemilu gubernur dan wakil gubernur masih cukup tinggi. Ia mengatakan memang di sejumlah kecamatan tingkat partisipasi pemilihnya sangat kurang. “Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih. Umumnya di Kabupaten Ketapang masyarakat tidak mau menggunakan hak pilih karena bekerja,” katanya.
Juardhani mengemukakan KPU Ketapang masih belum melakukan evaluasi hasil pemilu gubernur dan wakil gubernur ini. Faktor lain, menurut dia, mungkin saja masyarakat antipati terhadap pemilu karena beranggapan tidak ada perubahan.
“Memang kalau dibandingkan dengan pemilu bupati dan wakil bupati terjadi penurunan. Bila kita membandingkan rekapitulasi penghitungan dengan daerah lain, Kabupaten Ketapang masih cukup tinggi partisipasi pemilihnya, memang k depan kami berupaya meningkatkan kuantitas dan kualitas,” pungkasnya.