Pemilihan Gubernur Sulsel
Profesor Amerika: Kandidat Gubernur Mirip Koboi
Setahun terakhir profesor antopologi bernama John R Bowen itu mengamati gerak para kandidat.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Hiruk-pikuk perpolitikan di Sulawesi Selatan jelang pemilihan gubernur rupanya menarik perhatian bagi seorang profesor dari Washington University in St Louis, Amerika Serikat.
Setahun terakhir profesor antopologi bernama John R Bowen itu mengamati gerak para kandidat. Gerak diamati melalui atribut kampanye, satu di antaranya baliho.
Kendati John bukan seorang ahli di bidang politik, namun baginya, gambar dalam atribut tersebut sungguh menarik dan lucu. Terlebih lagi gaya kandidat yang terekam dalam baliho tersebut.
Melihatnya lucu dan menarik, John lalu rela menghabiskan waktu mengabadikan baliho melalui kamera foto. Penulis sejumlah buku antropologi dan agama ini rela menghabiskan waktu untuk memotret baliho di sela-sela aktivitas meneliti.
Namun, baliho dipotretnya bukan sembarang baliho politik. Peneliti yang juga mengkaji pluralisme di Asia dan Eropa itu hanya memilih memotret baliho milik incumbent Syahrul Yasin Limpo. Rekan John sekaligus dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Arskal Salim mengatakan, tak satu pun baliho Syahrul dilewatkan untuk difoto.
"Baliho don’t stop komandan mirip koboi," kata John didampingi Arskal saat berkunjung di Kantor Tribun Timur (Tribun Network), Jumat (13/7/2012) petang.
Di Kantor Tribun, John berdiskusi soal penelitiannya bersama aktivis Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (Lapar) serta Forum Pembauran Kebangsaan Sulsel.
Koboi memang berasal dari Amerika. Merupakan sebutan pengembala peternakan di Amerika Utara.
Penulis buku berjudul Shaping French Islam ini sedang meneliti kasus perceraian di Sulsel. Lokasi penelitiannya di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Selain di Sulsel, John juga meneliti objek serupa di Aceh. Hanya dua provinsi di Indonesia menjadi lokasi penelitian.
Melalui penelitian dari perguruan tinggi asalnya itu, John ingin membandingkan antara perceraian di Sulsel dan Aceh. Bukan soal jumlah kasusnya, namun dari sisi pembagian harta gono gini.
Kasus perceraian dan metode pembagian harta gono gini di Maroko, India, dan Sudan juga diteliti. Hasil penelitian yang dikerjakan satu tim ini akan dipublikasikan dan dibahas Oktober 2012 di Istanbul, Turki. Setelah itu di Maroko.
"Saya melihat, dalam kasus percerian dan pembagian harta gono gini di empat negara ini, ada perbedaan metode berdasarkan hukum positif dan syariat Islam," ujar peneliti hukum Islam dan penulis buku Blaming Islam ini.
Ketika perceraian di Sulsel harus diselesaikan di Pengadilan Agama, maka perceraian di Aceh diselesaikan di mahkamah syariah. Kasus perceraian diteliti, hanya kasus perceraian pasangan suami istri muslim. Pembagian harta gono gini diatur berdasarkan putusan pengadilan dan mahkamah.
"Ada juga menarik saya temukan dalam penelian ini, bagaimana cara membagi harta gono gini jika berupa tanah dan belum memiliki sertifikat," katanya.