Sopir Truk Hanya Dijatah Solar Rp 100 Ribu
Puluhan sopir truk yang beroperasi di Pelabuhan Sukabangun Ketapang,
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ali Anshori
TRIBUNNEWS.COM, KETAPANG - Puluhan sopir truk yang beroperasi di Pelabuhan Sukabangun Ketapang, Kalimantan Barat, mengaku kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di SPBU-SPBU Ketapang sejak beberapa pekan terakhir .
Mereka meminta Pemerintah Daerah dan DPRD Ketapang mencarikan solusi kesulitan BBM yang menyulitkan para sopir mengankut barang-barang Sembako dari Pelabuhan yang akan di Distribusikan ke Pasar-Pasar.
Perwakilan para sopir, Rudi mengatakan, jumlah Supir khusunya di pelabuhan Sukabangun berjumlah 56 orang dan kondisi Kesulitan membeli BBM jenis solar di SPBU-SPBU yang sudah berlansung sejak lama yang menyebabkan para Supir terhambat untuk mengangkut dan mendistribusikan Sembako ke pasar-pasar.
Parahnya, pihak SPBU hanya memberi jatah 100 ribu saja untuk setiap truk itu pun jika tidak kehabisan stok di SPBU. “Antrean kendaraan banyaknya bukan main,kalau kami kesiangan mengantre ,bisa-bisa kami tidak kebagian membeli solar, terpaksa kami tidak mengangkut barang,karena solar tidak ada," ujar Rudi, Jumat (6/7/2012).
“Kami sudah capek mengantre setiap harinya di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dari pagi, itu pun biasanya tidak dapat membeli Solar karena sudah kehabisan stok, ” kata Rudi.
Rudi menjelaskan, para supir juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak SPBU, namun dari pihak SPBU jawabanya tidak memuaskan, sementara mobil yang mengisi mengunakan puluhan drum di SPBU dilayani pihak SPBU.
"Kenapa kami para supir yang mengangkut sembako kesulitan mendapatkan solar di SPBU, sedangkan Mobil yang membeli dengan Puluhan Drum di layani," tanya Rudi.
Rudi menilai sulitnya mendapat BBM khususnya untuk jenis solar dinilai kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga, sudah lama para sopir harus mengantre pagi-pagi di sepanjang kawasan SPBU untuk mendapatkan solar.