Lebaran 2011
Lebaran Diundur Berkah Bagi Pedagang Petasan
Keputusan pemerintah menetapkan Idul Fitri jatuh pada hari Rabu (31/8/2011), ternyata menjadi berkah bagi pedagang petasan
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA – Keputusan pemerintah menetapkan Idul Fitri jatuh pada hari Rabu (31/8/2011), ternyata berimbas baik bagi pedagang petasan.
Sejumlah penjual petasan di Pasar Pagi di Jl Gajah Mada Samarinda, mengaku beruntung dengan “diundurnya” Idul Fitri oleh pemerintah. Sebab mereka bisa menambah stok dagangan untuk memenuhi pemintaan konsumen yang akan memeriahkan malam takbiran dengan petasan.
"Kemarin Senin (29/8/2011), petasan saya sudah banyak laku. Bahkan sejak hari Minggu (28/8/2011) masyarakat sudah membeli banyak. Katanya buat stok. Ternyata kemarin malam Lebaran diundur. Makanya tadi pagi saya menambah stok dagangan untuk malam ini," ujar seorang penjual petasan tanpa mau merinci darimana ia memperoleh tambahan dagangan tersebut .
Penjual petasan yang diwawancarai Tribun Kaltim itu mengatakan, harga jual petasannya bervariasi. Mulai dari yang paling murah untuk jenis kembang api, hingga yang termahal Rp120 ribu untuk satu petasan berukuran paling besar.
"Setiap bulan puasa dan malam tahun baru saya selalu jualan petasan. Kalau yang ukuran kecil seharga Rp 25 ribu per petasan, itu lumayan laris. Tapi untuk ukuran yang paling besar atau Rp 120 ribu, biasanya dibeli di malam takbiran," ungkap penjual yang tidak mau menyebutkan namanya itu.
Petasan yang dijual beragam ukuran. Ada yang ukuran sedang seharga Rp 110 ribu, dan ada petasan seharga Rp 50- Rp 80 ribu. "Untuk yang ecerannya Rp 25 ribu per petasan, kalau dijual per bungkus maka hanya dijual Rp 80 ribu," ungkapnya.
Penjual petasan itu juga membagi tips agar aman bermain petasan berukuran besar. Menurut dia, sebaiknya bila petasan ukuran besar tidak usah dipegang saat menghidupkannya, cukup di tanam di tanah, karena getarannya dapat membahayakan bagi tubuh.
Di sejumlah lokasi di beberapa pasar memang kerap dijadikan tempat mangkal para pedagang petasan musiman, seperti di depan Pasar Pagi Jl Gajah Mada Samarinda, pedagang sering menggunakan bahu jalan atau trotoar untuk menjajakan barang dagangannya.
Mereka menjajakkan dagangannya menggunakan gerobak kecil yang diberi roda di bawahnya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah bongkar pasang, karena sifatnya musiman.