Selasa, 7 Oktober 2025

Ramadan 2025

Cara Pertama Merawat Kemabruran Puasa, Meneguhkan Visi Kehidupan

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merawat kemabruran ibadah termasuk puasa ialah ketegasan di dalam menentukan visi hidup. 

humas kemenag
MENTERI AGAMA ri - Menteri Agama RI Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA dalm tulisannya membahas kemambruran puasa. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merawat kemabruran ibadah termasuk puasa ialah ketegasan di dalam menentukan visi hidup.  

Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Spirit Ramadan sedapat mungkin kemabruran amaliah yang telah kita lakukan di dalamnya tetap dipetahankan. 

Kemambruran suatu ibadah sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang mengelola kalbunya. 

Baca juga: Amalan Sunnah Puasa Ramadhan Menurut Ajaran Rasulullah SAW, Lengkap dengan Penjelasannya

Jika seseorang mampu mengelola kalbunya dengan baik tentu kemabruran ubudiyah di dalamnya tetap bertahan. 

Namun jika seseorang gagal mengelola kalbunya maka akan lebih mudah kehilangan kemabruran ubudiyahnya.

Kemampuan seseorang untuk dapat merawat kalbu dan pikiran sangat menentukan kemabruran martabat tersebut. 

Alquran mengingatkan kita, perlunya merawat indera batin kita, sebagaimana diingatkan dalam ayat: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.  (Q.S. al-A’raf/7:179).

Baca juga: Doa Buka Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Amalan Sunnah yang Baik Dilakukan saat Berbuka


Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merawat kemabruran ibadah termasuk puasa ialah ketegasan di dalam menentukan visi hidup. 

Allah SWT menegaskan sebuah pertanyaan substansial kepada manusia di dalam sebuah ayat berdiri sendiri: 

“Maka kalian mau kemana?” (Q.S. al-Takwir/81:26). Pertanyaan Tuhan ini, bukan menanyakan sebuah perjalanan pendek tetapi road map kehidupan kita. Arah perjalanan hidup ini mau ke mana? Tentu bukan hanya kehidupan duniawi kita yang berjangka pendek tetapi perjalanan panjang kehidupan ini sampai di hari akhirat tanpa batas.

Hidup ini tidak lain adalah sebuah perjalanan panjang sebagaimana di dalam firmannya: Tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka? (Q.S. Yusuf/12:109). Dalam ayat lain Allah SWT menyerukan setiap orang untuk menjalani kehidupannya dengan memahami petunjuk (directions) yang Allah SWT sendiri berikan sebagai sarana di dalam menempuh perjalanan itu, sebagai aman disebutkan: Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Q.S. Ali ‘Imran/3:137).

Pengetahuan amat diperlukan dalam menjalani visi kehidupan ini. 

Pengetahuan dan directions itu sudah diletakkan Allah SWT di sekitar diri kita: Dan (juga) pada dirimu sendiri. 

Maka apakah kamu tiada memperhatikan? (Q.S. al-Dzariyat/51:21). Dalam ayat lain disebutkan: Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepada kalian? Apakah kalian tidak mendengar? (Q.S. al-Qashash/28:71). 

Dan directions paling nyata sesungguhnya ialah Alquran: Apakah mereka tidak mengkaji Al Qur'an?  (Q.S. al-Nisa’/4:82). Kita tinggal diminta untuk berfikir memikirkan directions itu: Apakah kalian tidak berfikir? (Q.S. Yasin/32:62). Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)? (Q.S.al-An’am/6:50).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved