Sabtu, 4 Oktober 2025

Lebaran 2019

Penjelasan Ustaz Abdul Somad soal Lebih Didahulukan Puasa Syawal Atau Puasa Ganti

Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad soal mana yang lebih diutamakan untuk melaksanakan puasa syawal atau puasa ganti terlebih dahulu.

Muslimah activity
Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad soal mana yang lebih diutamakan untuk melaksanakan puasa syawal atau puasa ganti terlebih dahulu. 

Berikut penjelasan Ustaz Abdul Somad soal mana yang lebih diutamakan untuk melaksanakan puasa syawal atau puasa ganti terlebih dahulu.

TRIBUNNEWS.COM - Setelah menjalankan puasa Ramadan selama satu bulan penuh, biasanya umat Islam akan melaksanakan puasa syawal.

Puasa syawal biasanya dilaksanakan oleh umat Islam selama enam hari.

Hukum bagi umat Islam untuk menjalankan puasa syawal adalah sunah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah).

Baca: Penjelasan Kapan Puasa Syawal 6 Hari Dilaksanakan, Lengkap dengan Bacaan Niat dan Tata Caranya

Baca: Kapan Puasa Syawal 6 Hari Dilaksanakan? Ini Penjelasan, Bacaan Niat dan Tata Caranya, Terbaru 2019

Seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah yang berbunyi: "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun" (HR. Muslim).

Namun, selama menjalankan puasa ramadan sebulan penuh, banyak umat muslim terutama wanita batal puasanya karena suatu hal.

Wanita biasanya batal menjalankan puasa dikarenakan mengalami haid.

Jika seorang Muslim batal puasa selama di bulan ramadan, dia harus menggantinya dengan puasa ganti atau puasa qadha.

Baca: Sudah Terbiasa Puasa, Ashanty Terasa Begah Saat Makan Makanan Lebaran

Baca: Kapankah Puasa Syawal 6 Hari Dilaksanakan? Ini Penjelasan, Bacaan Niat serta Tata Caranya

Lalu, lebih didahulukan mana puasa syawal atau puasa ganti?

Dikutip dari TribunStyle.com, Ustaz Abdul Somad atau biasa dipanggil UAS, menjelaskan tentang lebih diutamakan mana puasa syawal atau puasa ganti.

Menurut Ustaz Abdul Somad, puasa ganti atau puasa qadha merupakan ibadah yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.

"Ibu-ibu yang kemarin punya hutang 7 hari, nanti selesai Ramadhan masuk bulan Syawal Qadha (puasa ganti) dulu 7 hari," jelasnya.

"Nanti setelah puasa 7 hari baru puasa 6 (Puasa Syawal)," imbuhnya.

Baca: Lebih Dulu Puasa Syawal atau Puasa Ganti (Qadha)? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Baca: Waktu Dianjurkan Mulai Puasa Syawal 6 Hari, Lafal Niat Hingga Tata Cara

Meskipun begitu, kata UAS, orang yang sudah menjalankan puasa ganti diperbolehkan untuk tidak melaksanakan puasa syawal.

Menurut UAS, orang yang sudah melaksanakan puasa ganti atau qadha, sudah mendapatkan pahala puasa syawal.

"Namun jika tidak bisa, ibu bisa puasa Qadha saja," ungkap UAS.

"Siapa yang puasa Qadha 6 hari di bulan Syawal, otomatis dapat pahala sunnah Syawal," imbuhnya.

Baca: Bacaan Niat, Ketentuan, dan Waktu Puasa Syawal

Baca: Keutamaan Puasa Syawal, Puasa Sunnah 6 Hari Setelah Ramadhan Sama Dengan Puasa Setahun

Puasa Syawal

Dikutip dari Tribunnews.com, Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Shidiq, M.Ag mengatakan bahwa puasa syawal dilakukan enam hari di bulan Syawal, yaitu hari kedua Syawal (sehari setelah hari raya Idul Fitri) dan seterusnya.

Puasa Syawal dimulai di hari kedua karena pada hari pertama Syawal merupakan Hari Raya Idul Fitri, maka diharamkan untuk berpuasa.

Akan lebih baik jika dilakukan secara berturut selama enam hari mulai hari kedua Syawal.

Namun, jika merasa kesulitan, maka diperbolehkan tidak berurutan, asalkan berpuasa sebanyak enam hari dan masih di bulan Syawal.

Baca: Bolehkah Menunaikan Puasa Syawal Sebelum Membayar Utang Puasa Ramadan? Ini Penjelasan Ustaz

Baca: Lebih Baik Puasa Syawal atau Puasa Ganti (Qadha) Terlebih Dahulu? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Tanggal 1 bulan Syawal dimulai pada 6 Juni 2019 hingga 3 Juli 2019.

Maka bagi yang ingin menunaikan puasa sunnah Syawal selama enam hari, maka bisa melakukan puasa Syawal sejak hari Kamis (6/6/2019) hingga Rabu (3/7/2019).

Niat Puasa Syawal

Berikut ini niat untuk puasa sunnah di bulan Syawal :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.

Berikut ini lafalnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."

Artinya, "Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT."

(Tribunnews.com/Whiesa/Irsan Yamananda/Renald)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved