Ramadan 2019
Mutiara Ramadan: Mencegah Kezaliman
Di antara doa yang dipanjatkan orang-orang yang dikasihi Allah adalah memohon agar dijauhkan dari azab neraka.
Dr Mutohharun Jinan MAg
Dosen Pascasarjana UMS Solo
DI ANTARA doa yang dipanjatkan orang-orang yang dikasihi Allah adalah memohon agar dijauhkan dari azab neraka.
Betapapun seseorang sudah berusaha untuk hidup baik bersama dengan orang lain dan alam, tetap saja diliputi kekhawatiran akan nasibnya kelak.
Keprihatinan dan rasa takut berdampingan dengan harapan dan optimisme.
Ciri hamba Allah yang dikasihi selalu memohon agar dijauhkan dari siksa neraka.
Allah menganjurkan kepada manusia untuk berdoa: "Tuhan kami jauhkanlah dari kami siksa jahanam, sesungguhnya siksanya adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya ia adalah seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman." (QS Al-Furqan/25: 65-66).
Permohonan agar dijauhkan dari siksa neraka mengandung makna permohonan untuk meningkatkan amal kebaikan serta pemeliharaan dari godaan setan.
Karena kedua hal inilah yang dapat menyelamatkan seseorang dari siksa neraka jahanam.

Masalah siksa dan neraka termasuk dalam ranah eskotologis, yakni masalah yang diyakini akan terjadi di masa depan.
Perbuatan yang dapat mengantarkan seseorang ke jurang neraka bertingkat-tingkat.
Mulai dari yang kecil seperti kebiasaan berbohong, sampai pada yang besar yaitu berbuat syirik atau menyembah selain Allah.
Segala perbuatan yang mengarah pada kezaliman pada dasarnya berakibat pada kerugian di dunia dan siksa neraka di akhirat.
Perbuatan zalim intinya adalah segala perbuatan yang menyimpang dari fitrah manusia dan perbuatan yang memperturutkan hawa nafsu.
Indikasi kezaliman itu antara lain perbuatan yang dalam jangka pendek menimbulkan kesenangan, namun dalam jangka panjang menimbulkan kesengsaraan, kerugian, atau kerusakan diri sendiri maupun lingkungan.
Akibat dari perbuatan zalim yang dilakukan seseorang tidak hanya berupa siksaan di akhirat kelak. Akan tetapi dapat juga dirasakan secara langsung dalam kehidupan di dunia saat ini.

Berbagai kerusakan atau bencana yang menimpa manusia pada dasarnya akibat dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Kezaliman seseorang dampaknya akan dirasakan orang lain secara keseluruhan.
Alquran mengingatkan, "Waspadalah kamu terhadap bencana yang sama sekali tidak secara khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kamu (orang yang baik pun akan tertimpa). Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS al-Anfal/8: 25).
Karena itu sangat penting untuk saling memberi dorongan dalam berbuat kebajikan dan selalu melakukan upaya preventif untuk menutup sumber kezaliman.
Hati Gelap
Secara intrinsik, sumber kezaliman ada dalam diri manusia yaitu hati yang gelap, sebagaimana makna kata zalim itu sendiri berarti kegelapan.
Hati yang gelap tidak lagi mampu memisahkan antara baik dan buruk atau benar dan salah.
Kegelapan menutup batas-batas kebaikan dan keburukan itu sampai tidak bisa lagi dibedakan dan bercampur.
Selain kegelapan hati, timbulnya tindak kejahatan/kazaliman juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang sakit.
Lingkungan yang sakit adalah lingkungan masyarakat yang cenderung permisif terhadap berbagai penyimpangan sosial.
Etika kolektif dan aturan hukum sebagai sistem kontrol tidak ditegakkan.
Dalam bahasa agama, tidak adanya saling berwasiat dalam kebenaran dan tidak tegaknya prinsip amar makruf nahi munkar.

Oleh karena itu, berbagai upaya harus dilakukan untuk melawan dan mencegah segala bentuk kezaliman, baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok.
Tidak dibenarkan melakukan pembiaran terhadap segala bentuk penyimpangan sosial.
Di sinilah perlunya kontrol sosial agar setiap individu mampu mengendalikan diri dan masyarakat berfungsi sebagai sistem kontrol.
Terkait dengan hal itu, ibadah puasa yang hakikatnya adalah pengendalian diri sangat potensial untuk menangkal dorongan nafsu berbuat dosa atau zalim.
Pada bulan puasa orang beriman dianjurkan untuk memperbanyak zikir, qiyamul lail, dan beriktikaf.

Amalan zikir juga disebutkan sebagai ibadah yang amat mulia, bahkan dikatakan paling tinggi pahalanya.
Karena dalam zikir juga terkandung perenungan, introspeksi, dan refleksi.
Dengan memperbanyak amalan-amalan tersebut sepanjang bulan puasa, akan lahirlah kesadaran manusia akan kehadiran Tuhan.
Sesudah itu, akan mudah bagi orang beriman melepaskan diri dari segala hal yang berpotensi menggelincirkan dan menjatuhkan dirinya ke dalam perbuatan zalim.
Bulan Ramadan disebut juga bulan ampunan yang membuka peluang bertaubat sebagai pintu keluar menjauhkan dari azab neraka.