Rabu, 1 Oktober 2025

Ramadan 2019

Bulan Ramadan Jangan Sampai Kehilangan Peluang Beribadah

Maka, jangan sampai seorang mukmin kehilangan peluang beribadah. Bencana pada diri kita berawal saat kita kehilangan kesempatan beribadah

Editor: Husein Sanusi
tazakka.or.id
KH. Anang Rikza Masyhadi, MA, Pondok Modern Tazakka Batang 

Oleh: KH. Anang Rikza Masyhadi, Pondok Modern Tazakka Batang Jawa Tengah

Hidup adalah untuk ibadah. Ini orientasi hidup mukmin, dan inilah yang membedakan kita dengan orang kafir. Hidup bukan sekedar bekal dunia, tetapi juga akhirat. Banyak ayat menerangkan hal itu.

Orang kafir tidak memahami konsep akhirat yang benar. Apalagi kaum atheis. Mereka disebut kafir oleh Allah dan Rasul-Nya baik dalam Al-Quran maupun Hadis karena mengingkari konsep Ketuhanan yang benar dan konsep Hari Akhir. Dunia untuk dunia. Sedangkan kita, mukmin, dunia untuk akhirat. “Dunia itu ladang akhirat“, kata Rasul.

Maka, jangan sampai seorang mukmin kehilangan peluang beribadah. Bencana pada diri kita berawal saat kita kehilangan kesempatan beribadah dan disibukkan oleh urusan duniawi.

Orang lain bisa shalat berjamaah, kita tidak; orang lain bisa puasa, kita tidak; orang lain bisa umrah dan haji, kita tidak; orang lain bisa wakaf, kita tidak; orang lain bisa zakat, kita tidak; orang lain punya waktu baca Quran, kita tidak; orang lain punya waktu wiridan, kita tidak; orang lain bisa ikut pengajian, kita tidak.

Orang lain bisa menolong orang lainnya, kita tidak; orang lain bisa sakinah mawaddah wa rahmah keluarganya, kita tidak; orang lain bisa belajar agama, kita tidak. Orang lain bisa memberi nasehat baik, kita tidak; orang lain bisa mendengarkan nasehat dan petuah, kita tidak.

رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ سورة النور٣٧

“Orang yang tidak dilalaika oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjad guncang (hari Kiamat).” (Qs. An-Nur [24]: 37)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”(Qs. Al-Jumuah [62]:9)

Biasanya seseorang awalnya akan merasa sulit mengerjakan perintah Allah dan Rasul-Nya, dengan berbagai alasan ini dan itu, alasan yang tidak ada habis-habisnya. Ujung-ujungnya nanti tidak melakukan apapun yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Saat itu dia kehilangan kesempatan beribadah.

Waspadalah situasi seperti ini, karena saat hal itu terjadi firman Allah berikut inilah yang akan berlaku:

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (Qs. Al-A’raf [7]: 182)

“Berangsur-angsur ke arah kebinasaan” itu disebut “istidraj”  yaitu orang diberi ni’mat terus tapi lupa pada Yang Memberi Ni’mat, melalaikan, membangkang dan bahkan mendustakan-Nya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved