Sabtu, 4 Oktober 2025

Ramadan 2018

Masjid Jami Al-Islam: Upaya Syekh Abdurrahman Al Misri Sebarkan Islam di Antara Pedagang Tanah Abang

Dalam perjalanan tahun-tahun berikutnya Masjid Jami Al-Islam kemudian dipimpin oleh seorang ulama asal Hadramaut, Yaman Selatan berjuluk Habib Usman

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Daerah Tanah Abang tidak banyak berubah dari waktu ke waktu. Fungsi dan perannya tetap sama hingga saat ini, yaitu sebagai pusat ekonomi dan perdagangan.

Menjadi pusat ekonomi, waktu itu membuat Tanah Abang dipenuhi oleh berbagai ragam etnis. Ada Arab, Cina, India, begitu juga dengan berbagai macam suku di Indonesia. Semuanya berkumpul di Tanah Abang.

Baca: BREAKING NEWS - Warga Aceh Diimbau Tunda Perjalanan ke Medan, Ada Apa?

Cerita bermula ketika Syekh Abdurrahman Al Misri, seorang bangsawan asal Minangkabau datang ke Tanah Abang pada abad 18 Masehi.

Kedatangannya ke daerah Tanah Abang dimaksudkan untuk sekedar melongok pusat perdagangan di Batavia yang kesohor hingga ke Minang itu.

Sang Syeikh ingin menyaksikan sendiri, mengapa pasar itu mampu menyedot minat pedagang-pedagang dari kampungnya.

Disebutkan, perjalanan Syekh Abdurrahman Al Misri yang semula adalah ‘plesiran’ biasa berubah menjadi perjalanan bermisi dakwah.

Dari pengamatannya sekilas atas aktivitas orang-orang Minang di Pasar Tanah Abang, Syekh Abdurrahman Al Misri menyimpulkan bahwa para pedagang dari kampungnya saat itu jauh dari agama.

Karena kesibukan dagangnya, seringkali lupa menunaikan salat dan tak pernah tersentuh dakwah. Letak masjid yang cukup jauh dari pasar, membuat mereka enggan datang ke masjid.

Sejak itu Sang Syeikh langsung berinisiatif mendirikan masjid yang cukup mudah dijangkau dari lokasi pasar dan pemukiman masyarakat pedagang di Tanah Abang.

Dengan dibantu oleh berbagai pihak, berdirilah kemudian di tahun 1770 Masjid Jami Al-Islam yang karena perkembangan wilayah kini berada di Jalan KS Tubun 61, Petamburan, Jakarta Pusat.

"Sempat ada kontroversi karena di depan masjid ini ada makam yaitu makam Raja Burhanuddin, salah seorang tokoh Minang yang juga dimakamkan disini, dan makam Syekh Abdurrahman Al-Misri, namun beberapa masyarakat menganggapnya dua nama tersebut adalah satu tokoh yang sama yang membangun masjid ini," ujar Iwan, selaku Wakil Ketua Pengurus Masjid, Sabtu (26/5/2018).

Dalam perjalanan tahun-tahun berikutnya Masjid Jami Al-Islam kemudian dipimpin oleh seorang ulama asal Hadramaut, Yaman Selatan berjuluk Habib Usman.

Habib Usman dibantu oleh dua orang murid seniornya yang asli Betawi Petamburan, yaitu Haji Saidi dan Haji Muala. Setelah Habib Usman wafat maka aktivitas belajar mengajar di Masjid Jami Al-lslam ini dipegang oleh Haji Muala dan kawan-kawan.

Menurut Iwan, yang juga menukil cerita dari kakeknya, pada saat takmir atau pengelola masjid dipegang oleh Haji Muala pada tahun 1925 M, Masjid Jami Al-Islam membuat gebrakan baru, yakni mempelopori khotbah Jumat dengan menggunakan bahasa Melayu.

Terobosan baru Haji Muala itu, sempat mendapat kecaman dari sesama ulama tradisional di wilayah Petamburan. Maklum saja, sebab di masa itu di seluruh wilayah Batavia (Betawi) semua masjid menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar khotbah Jumat.

Meski dicap sebagai masjid yang melakukan bid’ah, Haji Muala tak bergeming. Yang terpikir di benaknya ketika itu hanyalah bagaimana caranya agar dakwah Islam bisa cepat diterima oleh alam pikiran masyarakat Melayu.

Masjid dengan kubah terbungkus aluminium ini, memiliki bentuk bulat beralaskan atap model loteng mini berventilasi. Ada makam di bagian kiblatnya, persis menghadap ke sebuah lapangan kecil dan Jl. KS Tubun.

Baca: Pembangunan Infrastruktur yang Dilakukan Pemerintah Telah Berjalan Sesuai Trek

Iwan menambahkan, makam itu antara lain, di sebelah kanan bercungkup batu adalah makam para pendiri masjid. Sedang di sisi kiri, makam Tengku Radja Sabaroeddin dan keluarganya.

"Yang terakhir ini, disebut-sebut sebagai kakek dari pengacara tenar Adnan Buyung Nasution yang sekarang rajin membersihkan, menziarahi dan merenovasi masjid ini," tutup Iwan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved