Minggu, 5 Oktober 2025

Ramadan 2014

Puasa Merajut Kerekatan Sosial

Buka puasa bersama, istilah keennya bukber, merupakan kegiatan yang sarat silaturahmi bagi muslim dengan muslim lainnnya pada bulan puasa.

/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
USTADZ CHOLIL NAFIS - Satu di antara tokoh-tokoh muda NU yang menjadi harapan nahdliyin pada umumnya dan para kiai pada khususnya untuk mengimbangi bahkan meng-counter arus pemikiran bebas dari sebagian intelektual muda NU yang beraliran liberal. Senin (29/7/3013) memberikan Tausiah di hadapan puluhan karyawan dan karyawati Tribun serta Warta Kota dalam acara buka Bersama. Hadir dalam acara Direktur Kelompok Group of Regional Newspapaer Herman Darmo, Editor & Chief Group of Regional Newspaper Febby Mahendra Putra, Wapemred Warkot Soetarjo dan pejabat lainnya. (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO) 

Oleh KH Cholil Nafis PhD
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PB NU/Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Pusat

PUASA di Indonesia tidak saja dimaknai sebagai kewajiban agama, tetapi juga menjadi tradisi. Akulturasi ajaran agama tampak dalam tradisi menjelang Ramadhan dengan maaf-memaafkan dan saat menjalankan ibadah puasa banyak tradisi berbuka bersama antarkeluarga atau kolega. Puasa menjadi momentum untuk merekatkan ikatan persaudaraan dan persahabatan.

Buka puasa bersama, istilah keennya bukber, merupakan kegiatan yang sarat silaturahmi bagi muslim dengan muslim lainnnya pada bulan puasa. Banyak makna terkandung di dalam bukber ini yaitu seorang muslim bisa saling berpeluh rindu dan tukar informasi baik, bahkan diisi dengan menuntut ilmu dengan teman atau keluarga. Harmoni sangat terasa ketika adzan berkumandang ungkapan syukur kepada Allah  SWT diucapkan setiap insan dengan mengucapkan Allahuma Laka sumtu wabika Amantu untuk memulai berbuka.

Secara umum, tujuan utama buka puasa bersama ialah untuk merajut kembali tali silaturahim, keakraban maupun kekerabatan. Meskipun bisa jadi setiap hari sudah bertatap muka akan tetapi kesempatan buka puasa bersama merupakan momen yang sangat emosional, biasanya diselingi dengan canda dan tawa. Terlebih bila buka puasa bersama ini dikemas dalam suasana reuni entah sekolah ataupun kampus.  Tentu suasana lepas rindu dan lepas kangen akan sangat terasa.

Namun hal berbeda ketika buka puasa mempunyai misi sosial, seperti berbuka di tempat-tempat panti sosial dimaksudkan untuk berbagi rezeki, tali asih, sedekah serta ikut merasakan kehidupan orang yang kurang beruntung.

Memang acara bukber seperti model di Indonesia tidak pernah dilakukan Rasulullah saw, tetapi nilai dan spiritnya dianjurkan. Nabi saw menganjurkan memberi makan buka kepada orang yang sedang berpuasa dan mendoakan rumah orang yang memberi buka.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun." (HR. Ahmad dan An-Nasai serta dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
Silaturrahim dan ikatan persaudaraan akan lebih terasa dengan buka bersama di bulan  Ramadhan. Sebab Ramadhan dapat menhadirkan suasana tenang dan kepedulian. Terasa tenang karena semua orang muslim diwajibkan berpuasa di hari dan waktu yang sama selama bulan Ramadhan.

Rasa kepedulian dan kedekatan antara sesama sangat menyentuh di bulan Ramadhan karena sedang melakukan terapi diri dan merasakan kepedihan yang dialami orang lain. Puasa mengajarkan untuk meninggalkan nikmat yang diterimanya menuju kepada Dzat Yang Maha memberi nikmat.

Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi mengungkapkan mengenai kerekatan sosial orang-orang yang berpuasa: "Efek sosial dari ibadah puasa adalah merasakan penderitaan orang yang berkekurangan dan kepedihan orang-orang fakir tanpa melalui kata-kata atau wejangan. Namun rasa itu digugah jeritan perut dan bunyi usus. Sebab, seringkali orang yang berkecukupan tidak peduli kepada orang tidak mampu karena mengira semua orang seperti dirinya. Puasa adalah cara  Allah SWT. untuk menyetarakan dan memaksa kepada umat Islam untuk merasakan pedihnya lapar.

Jika puasa dapat membangkitkan persamaan antara semua umat Islam untuk meninggalkan kebutuhan raga selama Ramadhan tentunya dapat mengobati rasa sakit dan putus asa orang-orang yang tidak mampu. Sebab saat itu merasa kedudukan yang sama antara yang kaya dengan yang miskin dalam menggapai ridha Allah SWT.

Puasa dapat melahirkan tenggang rasa antar sesama. Secara nyata dan langsung merasakan apa yang dirasakan orang lain tanpa dibatasi strata atau status sosial. Puasa mencerminkan persatuan umat Islam dengan amal yang dilakukan secara bersama, dengan berpuasa di siang hari dan shalat tarawih berjemaah di malam hari. Kepedihan yang dialami bersama dapat melahirkan kerekatan dan kasih sayang. Dan kasih sayang itu akan menumbuhkan keadilan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved