Selasa, 7 Oktober 2025

Ramadan 2013

Menanti Sahur Bersahaja di Taman Suropati

Suasana di Taman Suropati, Jumat (19/7/2013) malam, ramai.

Warta Kota/Feryanto Hadi
Suasana di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2013) malam. 

Laporan Wartawan Warta Kota, Feryanto Hadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana di Taman Suropati, Jumat (19/7/2013) malam, ramai.

Muda-mudi tampak berkumpul di setiap tempat di taman yang berada di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Mereka bercengkerama ceria. Sesekali, suara tawa memekik di salah satu sudut taman.

Para pedagang asongan ilir mudik, namun tanpa membawa dagangan. Mereka memosisikan diri selayaknya pramusaji restoran, menawarkan setiap pengunjung taman aneka makanan dan minuman.

Jika ada pengunjung yang memesan, mereka akan segera kembali ke gerobak dagangan untuk mengambilkan pesanan. Jadi, suasana terlihat lebih tertib. Hanya ada beberapa pedagang rokok yang terlihat berkeliling membawa dagangannya.

"Selama bulan puasa, tiap sore dan malam di sini memang ramai. Biasanya para anak muda nongkrong sampai lewat tengah malam, sambil nunggu waktu sahur," kata Kriswanto, pedagang asongan di sana.

Malam di Taman Suropati tetap terasa bersahaja, akibat lampu-lampu sorot berwarna kekuningan yang menyorot patung atau pohon-pohon.

Cahaya di sana remang, sinar rembulan jatuh di dedaunan pohon dan menimbulkan siluet yang indah ketika sampai di rerumputan.

Di sebuah tempat, tampak sekelompok remaja sedang berlatih biola dengan teguh. Ada pula yang bermain gitar.

Pemandangan berbeda terdapat di tengah area taman, di mana sekelompok musisi muda tak henti-hentinya memainkan musik, melantunkan lagu-lagu masa kini. Pengunjung Taman Suropati, terhibur.

Mereka adalah sekelompok orang kreatif yang tergabung dalam komunitas Kota Seni, sebuah komunitas yang memang menjadikan Taman Suropati sebagai basecamp, tempat latihan dan tempat berkreasi.

"Acara ngejam ini bertemakan Suropati Art, sengaja kami buat untuk memberikan kesempatan kepada teman-teman yang ingin menampilkan kebolehannya," tutur Syifa Septiani, Humas Suropati Art.

Menurut Syifa, acara ini sudah berlangsung sejak lima bulan lalu, dan sejatinya hanya berlangsung setiap Sabtu malam.

"Tapi karena ini Bulan Ramadan saja, kami adakan dua kali dalam sepekan, Jumat dan Sabtu. Sambil ngabuburit, masyarakat bisa menyaksikan penampilan teman-teman. Begitu juga sambil menunggu sahur tiba, banyak grup musik yang akan tampil," jelasnya.

Tidak hanya pertunjukan musik akustik. Kata Sefti, di acara Suropati Art juga ditampilkan kegiatan seni lainnya, seperti tarian, puisi, teater, sampai pencak silat.

"Yang tampil pun bukan hanya dari Komunitas Kota Seni, tapi masyarakat juga bisa. Jadi, kami hanya menyediakan wadah dan memerbolehkan siapapun untuk tampil," paparnya.

Malam kian merambat. Udara segar semakin terasa di antara pepohonan besar di Taman Suropati. Beberapa suara tawa sesekali masih terdengar. Pertunjukan musik di acara Suropati Art juga masih menjadi perhatian banyak orang.

Di sisi tempat berbeda, pemandangan muda-mudi yang duduk berdua pun semakin banyak. Mereka sepertinya sedang memadu asmara. Sangat romantis.

"Sambil nunggu sahur, kumpul sama teman-temen di sini. Bisa sambil ngopi dan terpenting di sini tempat nongkrong yang murah. Suasananya juga enak, tidak bising," ungkap Hendra, remaja yang sebelumnya sedang bersenda gurau dengan puluhan temannya di sudut barat Taman Suropati.

Malam semakin larut. Bukannya berkurang, suasana di sana bertambah ramai. Orang-orang terus datang berombongan dengan mobil maupun sepeda motor, kemudian mencari tempat nyaman untuk mengobrol, dan tak lama kemudian pecahlah tawa mereka.

Begitulah suasana Taman Suropati di malam hari. Jauh dari kebisingan kendaraan. Menjadi tempat pilihan bagi masyarakat urban yang ingin bersantai dengan biaya yang murah. Tempat yang tenang. Bersahaja. (*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved