Selasa, 30 September 2025

Ramadan 2013

Dosis Minimal

Puasa dapat membersihkan dan menyucikan fitrah karena dapat mengasah jasmani dan rohani.

zoom-inlihat foto Dosis Minimal
Serambi Indonesia
Cholil Nafis

Oleh HM Cholil Nafis Lc PhD
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU
Sekretaris Pengkajian MUI

SIFAT bawaan  manusia adalah baik, suci dan hanya menyembah kepada Allah SWT. Tetapi karena perjalanan waktu, seseorang berinteraksi dengan lingkungan, khususnya dengan kedua orang tuanya, maka kadangkala menjadikan seseorang terkotori kesuciannya, sehingga menjadi penyembah berhala, penyembah api dan penyembah hawa nafsunya.

Dari Abi Hurairah ra ia berkata: Nabi saw bersabda: "Setiap anak terlahir dalam kondisi fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang yahudi, nasrani, atau majusi." (HR al-Bukhari dan Muslim)

Kasih sayang Allah SWT untuk memelihara fitrah manusia dari berbagai kontaminasi dengan cara mewajibkan puasa Ramadan setiap tahun kepada hamba-Nya. Satu bulan dalam setahun adalah dosis minimal untuk memelihara manusia pada kesejatiannya. Puasa dapat menyeimbangkan kebutuhan rohani dan jasmani. Dua kebutuhan ini mutlak pada makhluk yang bernama manusia.

Jika manusia hanya memenuhi kebutuhan jasmani, akan ada ruang kosong dalam dirinya yang mengusik ketenangan dirinya. Kegelisahan itu akan hinggap kepada hal-hal yang disangka Tuhan. Narkoba, minuman yang memabukkan, kesenangan-kesenangan hedonis seringkali menjadi tuhan-tuhan yang disangka mampu menyeimbangkan kegelisahan dan ketidakseimbangan hidup.

Fitrah adalah karunia Allah SWT yang dianugerahkan kepada manusia agar dapat menemukan kebaikan dalam hidupnya. Allah SWT menjelaskan "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS Ar-Rum:30 )

Seoang ulama pakar tafsir, Imam Ibnu Katsir, menjelaskan ayat ini: "Maksudnya adalah tegakkan wajahmu dan teruslah berpegang pada apa yang disyariatkan Allah kepadamu, yaitu berupa agama Nabi Ibrahim yang hanif, yang merupakan pedoman hidup bagimu. Yang Allah telah sempurnakan agama ini dengan puncak kesempurnaan. Dengan itu berarti engkau masih berada pada fitrahmu yang salimah (lurus dan benar). Sebagaimana ketika Allah ciptakan para makhluk dalam keadaan itu. Yaitu Allah menciptakan para makhluk dalam keaadan mengenal-Nya, mentauhidkan-Nya dan mengakui tidak ada yang berhak disembah selain Allah"

Namun fitrah tidak selamanya suci dan bersih, terkadang fitrah ternodai oleh hiruk pikuk pergaulan, ambisi hidup, dan dosa. Bahkan manusia terkadang mengingkari komitmen dirinya yang telah bersyahadah. Pada kondisi seperti inilah manusia sebenarnya telah membelenggu fitrahnya, karena lebih memberati dorongan nafsu, dorongan-dorongan untuk melakukan kejelekan dan kemaksiatan. Manusia lupa akan fitrahnya, lupa akan asal mulanya, lupa dengan janjinya kepada Allah.

Dalam kenyataannya, sering kita lihat tipe manusia yang mati fitrahnya. Seperti manusia yang menyembah harta dan jabatan, pemimpin yang sewenang-wenang dan menindas, pejabat yang korup, pengusaha yang serakah, pegawai yang tidak disiplin, pedagang yang curang, tetangga yang selalu menggunjing dan seterusnya.

Manusia lupa dan lalai dengan fitrahnya. Sudah menjadi sunnatullah, di saat manusia memutus hubungan dengan Allah, maka ia akan pula memutus hubungan dengan sesama manusia dan akan berbuat yang merusak tatanan alam semesta,

Puasa dapat membersihkan dan menyucikan fitrah karena dapat mengasah jasmani dan rohani. Saat ibadah puasa, seseorang dilatih ketundukan diri dan penghambaan hanya kepada Allah SWT. Dan senantiasa berbuat jujur dalam segala hal, situasi dan kondisi. Mengendalikan makan  dan minum dapat menjadi sarana untuk mengendalikan hawa nafsu, sehingga keiman mampu mendominasi dalam memanage hati dan perilaku.

Dengan puasa, seseorang telah berlatih mengendalikan diri untuk patuh sepenuhnya kepada Allah SWT. Saat seseorang patuh dan menghamba hanya kepada Allah, saat itu manusia telah menemukan fitrahnya. Puasa akan bermakna jika dilakukan dengan keimanan sejati, yang menafikan seluruh tuhan dan hanya menetapkan yang wajib disembah adalah Allah SWT.

Inilah pentingnya puasa, sebuah cara yang diwahyukan langsung oleh Allah SWT kepada hamba-Nya. Maka tidak mungkin manusia menemukan fitrahnya jika melewatkan kewajiban berpuasa. Bahkan jika manusia tahu akan arti puasa, maka akan meminta sepanjang tahun dalam bulan Ramadan.
Rasulullah SAW bermaksud: "Seandainya sekalian manusia mengetahui kebaikan yang melimpah ruah dalam Ramadan, niscaya mereka akan mengharapkan agar Ramadan berlaku sepanjang tahun." (Hadis riwayat Ibnu Abi al-Dunya). (*)
---

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved