Ramadan 2013
Tenangnya Puasa di Negeri Kincir Angin
Pembantu Rektor IV Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu merasakan nikmatnya berpuasa di negeri Kincir Angin.
TRIBUNNEWS.COM - KULIAH keluar negeri tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Prof Dr H Sutarto Hadi MSi MSc. Pria yang kini menjabat sebagai Pembantu Rektor IV Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu merasakan nikmatnya berpuasa di negeri Kincir Angin.
Diceritakannya suasana di Belanda sangat berbeda dengan Indonesia. Cuaca misalnya. Di Belanda sangat menyejukkan dan tidak terlalu panas.
"Nah, di sini untungnya kalau memasuki Ramadan, cuaca sangat mendukung sekali sehinga tidak terasa lapar dan hausnya," bebernya.
Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh Prof Sutarto saat memasuki Ramadan di Negeri Belanda tersebut, dirinya tetap menjalankan aktivitas seperti biasa yakni kuliah dan belajar.
Dalam mengisi bulan puasa, dia mengajak sekumpulan teman-teman yang beragama Islam untuk membentuk komunitas mahasiswa, yakni Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPI) yang kemudian berubah menjadi Indonesia Muslim Enchelde Association (IMEA).
"Disinilah kami mengisi Ramadan saat kuliah, siangnya diskusi tentang agama, dan malamnya tarawih dan tadarus bersama," kenangnya.
Menurutnya, suasana pada Ramadan di belanda tidaklah seramai di kampung halamannya. Di Belanda masing-masing orang menjalankan agamanya, sehingga tidak begitu terlihat suasana Ramadan.
"Di sini semua orang sibuk menuntut ilmu, soal agama itu urusan masing-masing," ujarnya.
Kalau di Mesir waktu puasa lebih panjang, di Belanda siangnya malah lebih pendek yakni selama sembilan jam saja. "Jadi memang tak terasa sekali puasa di Belanda, selain sibuk dengan aktivitas kuliah, cuacanya juga mendukung," katanya.
Bahkan, saking biasanya Ramadan, pernah pada saat Idulfitri, Prof Sutarto bingung mau salat dimana. Pasalnya, saat Idulfitri aktivitas di sana tetap seperti biasa, yakni kuliah.
"Pagi kuliah dulu, selesai kuliah baru saya gabung dengan jemaah muslim yang melaksanakan Salat Idulfitri, pulangnya ya makan-makan sama teman-teman di apartemen," bebernya sambil tersenyum.
Selain itu, di Belanda suasana tenang alias tidak ada konflik dalam masyarakatnya, bahkan ada sebagian orang kaya saat Ramadan membagikan roti atau sayuran untuk membantu mereka yang berpuasa. (ee)