Ramadan 2013
Pedagang Jajanan Ramadan di Jalur Gaza Omzetnya Rp 270 Juta per Hari
'Jalur Gaza' kawasan pedagang pasar tiban di sekitar Masjid Muthohhirin di Jalan Sorogenen 25, Kelurahan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hanan Wiyoko
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Omzet para pedagang pasar sore Ramadan di kawasan "Jalur Gaza" dari tahun ke tahun terus meningkat. Dari penyelenggaran tahun lalu, omzetnya mencapai Rp 270 juta dari total 138 pedagang.
Selain peningkatan omzet, jumlah pedagang yang berjualan aneka makanan tajil atau menu berbuka puasa itu terus bertambah. Bahkan kini acara tersebut dilirik sponshor dan pihak perbankan.
"Dari penyelanggaran tahun 2009 hingga 2012 lalu jumlah omzet pasar tiban terus meningkat," kata Ketua Panitia Ramadan, Herman Susanto kepada Tribun Jogja, Rabu (10/7/2013) petang.
Ia mengaku gembira karena tujuan penyelenggaran pasar tiban untuk meningkatkan kesejahteraan warga tercapai.
'Jalur Gaza' merupakan kawasan pedagang pasar tiban yang dipusatkan di sekitar Masjid Muthohhirin di Jalan Sorogenen 25, Kelurahan Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta. Tiap sore menjelang waktu berbuka, bahu kanan dan kiri jalan sepanjang 300 meter itu ramai pedagang dan pembeli.
Herman mengarakan penyelenggaran pasar sore Ramadan pertama diadakan 2009. Waktu itu, pasar tiban diikuti 73 pedagang dan berhasil mengumpulkan omzet Rp 91 Juta. Penyelenggaran selanjutnya jumlah pedagang bertambah menjadi 90 orang pada 2010 dan 130 rang pada 2011. Adapun jumlah omzet naik menjadi Rp 125 juta pada 2010 dan Rp 230 juta pada 2011.
"Konsep awal penyelenggaran pasar Ramadan adalah pemberdayaan masyarakat. Kami bersyukur karena membawa dampak positif bagi warga sekitar bahkan kini diikuti pedagang dari luar Nitikan," lanjut Herman.
Kini, jumlah pedagang di 'Jalur Gaza' dibatasi hanya 135 pedagang. Mereka menjual beraneka makanan yang dijual dengan harga terjangkau.(TRIBUNJOGJA.COM)