Ramadan 2013
Merasa Lemas di Awal Puasa? Ini Penyebabnya
Saat Ramadan, selama sebulan penuh, umat Muslim di seluruh dunia rela menahan lapar dan dahaga.
TRIBUNNEWS.COM - Saat Ramadan, selama sebulan penuh, umat Muslim di seluruh dunia rela menahan lapar dan dahaga.
Juga, segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam, untuk meningkatkan ketakwaan. Sejatinya, puasa juga menyehatkan. Bagaimana penjelasannya?
Bulan Ramadan selalu disambut dengan gegap gempita oleh Umat Islam di seluruh belahan dunia. Setelah 11 bulan lebih bebas makan apa saja dan kapan saja, di bulan ini Umat Islam diwajibkan berpantang makan dan minum selama hampir 14 jam sehari.
Dengan berpuasa, kita mengubah irama tubuh, mengistirahatkan sistem pencernaan dari yang bekerja 18 jam sehari, menjadi beristirahat selama 14 jam.
Tak urung, wajah-wajah kuyu di awal-awal Bulan Ramadan mudah ditemui. Kondisi ini ditengarai karena turunnya kadar gula darah.
“Saat puasa, karena tubuh tidak mendapat pasokan makan dan minum selama 14 jam, kadar gula darah dalam tubuh bisa turun,” ujar dr Ratna Djuwita Hatma SpGK MHA, ahli gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Normalnya, orang membutuhkan asupan karbohidrat yang merupakan sumber tenaga. Jika seseorang tak makan dalam jangka waktu lama, kadar gula darahnya akan turun.
Hal ini diikuti turunnya jumlah oksigen dalam darah dan suplai oksigen ke otak. Bila berlangsung terus-menerus, orang bisa jatuh pingsan.
Namun, Tuhan menciptakan tubuh manusia dengan segala kelebihannya. Tubuh manusia bisa beradaptasi dengan kondisi ini, sehingga setelah beberapa hari, kita cenderung tidak merasakan lapar dan dahaga lagi.
Karena itu, bisa dimaklumi bila minggu pertama merupakan masa paling berat karena tubuh sedang beradaptasi. Meski demikian, saat puasa, tubuh juga mengalami penurunan kadar gula darah, lemak atau trigliserida, dan kolesterol.
Tekanan darah yang cenderung tinggi pada penderita hipertensi, juga bisa turun. Jadi, lebih sehat, kan? (*)