Nyentriknya Seragam Petugas Masjid Istiqlal
Bagi yang pertama kali berkunjung ke Masjid Istiqlal mungkin akan sedikit heran ada beberapa orang mengenakan seragam nyentrik yang bervariasi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi yang pertama kali berkunjung ke Masjid Istiqlal mungkin akan sedikit heran ada beberapa orang mengenakan seragam nyentrik yang bervariasi.
Pertama masuk kompleks Masjid Istiqlal, anda akan disambut orang yang mengenakan seragam kuning, dengan tulisan di seragam bagian belakang, "Ahlan wa Sahlan ('selamat datang).Pemakai seragam itu adalah tukang parkir.
Lain lagi seragam petugas keamanan. Mereka dapat dikenali dengan menggunakan rompi bertuliskan "Amar Ma'ruf Nahi Munkar." Biasanya mereka berada di luar seperti area parkir kendaraan dan bagian dalam kompleks masjid. Untuk di bagian dalam, penjaga keamanan ini dengan mudah ada di setiap pintu masuk. Karena Masjid Istiqlal memiliki banyak pintu di lantai dasar, jangan segan bertanya kepada mereka.
Ide seragam bagi seluruh petugas Masjid Istiqlal, pertama kali dicetuskan oleh Mubarok. Ia adalah Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI). Karir Mubarok malang melintang di Kementerian Agama. Ia pernah bekerja sebagai staf kedutaan di luar negeri. Ia mengaku, seragam bagi pekerja Masjid Istiqlal terinspirasi dari masjid-masjid besar yang pernah dikunjunginya.
"Mungkin, bisa juga seragam di Masjid Istiqlal sama dengan seragam yang dipakai oleh askar di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Tapi tidak sama persis. Bahwa prinsip kita, memang harus ada seragam. Kita kan belajar manajemen. Ada aspek meniru yang kita terapkan. Saya lihat seragam secara spesifik untuk petugas masjid di Timur Tengah," ujar Mubarok kepada Tribun di Jakarta, Sabtu (28/7/2012)
Menurut kakek 10 cucu ini, seragam yang khas di tiap bagian memiliki maksud baik, yakni memberikan pelayanan terbaik kepada publik. Pertama, dari sisi petugas akan tertanam rasa percaya diri dengan tanggungjawab yang diemban, sesuai bidangnya. Kedua, petugas yang memakai seragam akan mendapat kepercaaan penuh dari jamaah masjid. Mereka benar-benar yakin telah disiapkan petugas untuk melayani jamaah.
Beberapa kali Tribun berkunjung ke Masjid Istiqla, memang tiap petugas memiliki seragam yang berbeda. Untuk petugas pengatur saf misalnya. Bagi pengatur pria memakai setelah berwarna hijau. Dengan atasan hampir selutut mirip jubah. Mereka juga mudah dikenali dengan peci warna hijau. Dan selempang di dada bertuliskan, 'Pengatur Saf Masjid Istiqlal,' membuat mereka lebih dikenal.
Dengan adanya petugas pengatur saf berseragam, akan dengan mudah mengatur para jamaah. Menurut Mubarok, ini berbeda jika petugas hanya memakai kemeja putih biasa. Jamaah yang merasa diatur akan berpikiran, siapa anda sampai harus mengatur saya. Para petugas pengatur saf ini selalu hadir tiap sebelum salat. Mereka lah yang meminta para jamaah untuk lebih dulu mengisi saf terdepan.
Lain lagi petugas cleaning service atau kebersihan. Seragam mereka lebih ramai. Tiap Senin dan Selasa, seragam mereka warna merah dan kuning plus topi Pramuka ala Boden Powell. Sedang Rabu dan Kamis, seragam mereka warna hijau dan kuning. Di bagian belakang seragam mereka tertulis, "Annazafatu Minal Iman." Artinya, kebersihan sebagian daripada iman.
Saat Ramadhan seperti ini, petugas cleaning service ini dipercaya sebagai petugas pembagi takjil dan sahur. Jumlah mereka, menurut salah satu cleaning service berjumlah 55 orang, dengan rincian 11 perempuan 44 laki-laki. Mereka juga yang setiap hari memasak air untuk melepas dahaga setelah seharian berpuasa. Waktu kerja mereka di bulan Ramadhan, lebih panjang.
Mubarok melanjutkan, jangankan petugas cleaning service, penjaga keamanan dan tukang parkir, penerima barang titipan seperti sandal, sepatu dan tas pun memiliki seragam. "Mereka memakai seragam baju putih, bawahan celana hitam, dasi hitam, dan memakai peci. Kita persiapkan seragam untuk mereka supaya muda dikenali, mudah dipercaya publik memang ini petugas masjid," terangnya.
Dengan seragam ini, semua petugas Masjid Istiqlal diharapkan akan lebih bertanggungjawab lagi dengan tugasnya. Mulanya, mereka agak riweh, heran kenapa harus memakai seragam segala di masjid. Namun, setelah diberi pengertian, mereka akhirnya sadar akan pentingnya seragam yang mereka kenakan. Beberapa petugas Masjid Istiqlal yang sudah tua, justeru lebih muda dengan seragam ini.
"Kita terus berinovasi untuk ke depan yang lebih baik. Kalau masuk Istiqlal, bisa dilihat Layanan Prima Istiqlal 2012. Jadi semua memang ada mottonya. Sehingga inovasi kita dari pengurus adalah memberikan hal baru kepada jamah. Dan inovasi ini selalu kita lakukan. Ini juga yang membuat kita termotivasi untuk harus berimprovisasi. Keyakinan saya Tuhan akan membimbing kalau kita kerja keras. Kalau diam saja ya tidak terbuka," ungkap Mubarok.
Klik juga: