Jumat, 3 Oktober 2025

Komunitas Rudat, Silaturahmi Lestarikan Tradisi Islami

KEGIATAN pengisi waktu luang memang biasanya kerap muncul dari pemikiran kalangan ibu-ibu.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Komunitas Rudat, Silaturahmi Lestarikan Tradisi Islami
Net
Kesenian Rudat, Kuningan

TRIBUNNEWS.COM - KEGIATAN pengisi waktu luang memang biasanya kerap muncul dari pemikiran kalangan ibu-ibu. Begitu pula dengan ibu-ibu yang tinggal di kawasan pedesaaan, seperti kelompok ibu-ibu di Desa Kedung Arum, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan ini sebagian waktu luangnya digunakan untuk belajar dan berlatih seni tradisional `Rudat'. 

Seni yang mulai dibangkitkan kembali di Desa Kedung Arum pada tahun 1977 oleh para kaum bapak yang kemudian menjadi daya tarik anak mudanya itu, belum lama ini juga menarik para kaum ibunya.

"Kalau para ibu-ibu ini membawakan seni tari rudat sejak tahun 2007. Ketika itu kami juga membentuk kelompok dengan nama Grup Rudat Quratul Aini dari Desa Kedung Arum Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan," tutur Nining Ratnaningsih, Ketua Kelompok Grup Rudat Quratul Aini saat ditemui tribun, pekan lalu.

Menurutnya, tradisi rudat yang merupakan seni tarian bernafaskan keislaman itu sudah menjadi warisan turun temurun masyarakat Desa Kedung Arum. Namun kesenian itu sempat vakum, masyarakat kerap disibukan dengan kesehariannya mencari nafkah. Baru pada tahun 1977, dengan dimotori kaum bapak-bapak yang antara lain Saadi, Salihan, dan Pardi.

"Saya juga melihat kesenian itu muncul lagi sejak saya masih duduk di bangku SMP. Sekarang saya dan ibu-ibu lainnya masih terus belajar di saat tidak ada undangan untuk tampil atau tidak sibuk dengan pekerjaan. Kami para ibu-ibu juga belajarnya kepada Bapak Saadi,  Bapak Salihan, dan kepada Pak Guru Pardi," ujar Nining.

Dalam penampilan terbarunya pada even Festival Ramadan di Open Space Galery Linggarjati, Kuningan, kesebelas penari ibu-ibu yang diiringi 7 bapak-bapak yang menabuh musik terbangnya tampil dinamis.

Meski gerakannya tidak selincah saat mereka muda, namun kedinamisan dan keharmonisan gerak ibu-ibu yang mengenakan kostum biru muda dengan irama musik terbangnya cukup memesona dan mampu memberi semangat ratusan penonton yang sama-sama tengah menunggu waktu berbuka puasa.

Karenanya tak berlebihan pihak panitia Festival Ramadan pun menetapkan Grup Rudat Quratul Aini sebagai satu grup yang mendapat penghargaan berupa piala dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan atas penampilannya yang baik.
Meraih piala dan penghargaan dari pemerintah, bagi semua anggota Rudat

Quratul Aini bukanlah sudah tujuan. Karena sejak awal mereka berlatih karena seni Rudat merupakan seni yang ada didaerahnya yang perlu dilestraikan dan dikembangkan.

"Kami juga mulai tertarik itu setelah para bapak-bapak dan remaja di Kedung Arum banyak yang bisa dan sering latihan, maka kami para ibu-ibu mulai tertarik. Karena keinginan untuk melestarikan seni tradisi ini ternyata berdampak juga mendapatkan penghargaan, kami juga merasa bangga dan berterimakasih atas perhatian dri pemerintah," papar Nining.

Dibalik mendapatnya penghargaan dari pemerintah, diakui Nining dan semua anggotanya bahwa mengikuti latihan belajar seni tradisi Rudat di desanya itu selain bisa lebih meningkatkan silaturahmi antar warga desa, terkadang bisa jalan-jalan ke luar kota gratis karena mendapat undangan tampil. Bahkan tak jarang sepulang mendapat undangan tampil itu semua anggota mendapat upah lelahnya.

"Keuntungan yang jelas-jelas terasa dengan banyak latihan seni rudat itu kami jadi sering bersilaturahmi, bisa ke luar kota bareng ya sekalian refreshing sambil menyiapkan diri untuk tampil," tutur Nining.(dedyherdiana)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved