Rabu, 1 Oktober 2025

Sektor Properti Rebound, Harga Rumah Tapak Naik Terus

Country Manager Rumah.com Marine Novita menuturkan segmen rumah tapak (landed house) terus mencatatkan kenaikan value.

Penulis: Reynas Abdila
WARTA KOTA/JUNIANTO HAMONANGAN
Contoh rumah tapak yang akan dibangun sebanyak 100 unit dengan DP Rp 0 di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Sektor Properti Rebound, Harga Rumah Tapak Naik Terus 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Optimisme pasar terus meningkat seiring dengan membaiknya penanganan pandemi Covid-19 dan program vaksinasi yang semakin merata di berbagai daerah Indonesia. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Kuartal II/2021 mencatat pertumbuhan sektor properti mencapai 2,82 persen. 

Sektor ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga 7,07 persen.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menuturkan segmen rumah tapak (landed house) terus mencatatkan kenaikan value.

Kenaikan indeks harga ini sesuai dengan publikasi Indonesia Property Market Index Q3/2021. 

“Indikasi ini menunjukan telah terjadi rebound atau peningkatan harga properti setelah sebelumnya mengalami penurunan dampak terganggunya aktivitas bisnis akibat pandemi Covid-19,” katanya dikutip, Kamis (21/10/2021).

Indeks harga properti mengalami kenaikan 2,24 persen dibandingkan kuartal sebelumnya atau 1,97 pesen secara tahunan.

Baca juga: Rumah Murah di Depok, Harga Mulai Rp 180 Jutaan, Berikut Rekomendasinya

“Rumah tapak juga menunjukan tren peningkatan yang sangat baik khususnya untuk wilayah di Bodetabek yang mencapai 6,2 persen sementara di Jakarta 3,9 persen,” ucap Marine.

Pengembang properti PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) mengadakan launching produk landed house yang membuat kinerja pra-penjualannya tumbuh signifikan. 

Penjualan Cendana Homes Series di Lippo Karawaci hingga saat ini menjadi produk unggulan, awalnya dimulai sejak pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia di akhir Q1/2020.

Rumah tapak fully furnished jadi tren baru hunian di kawasan penyangga Jakarta
Rumah tapak fully furnished jadi tren baru hunian di kawasan penyangga Jakarta (Istimewa)

CEO LPKR John Riady menyebut bahwa rumah tapak diminati segmen market milenial. 

“Target market kami adalah kaum milenial yang smart dalam melakukan perhitungan investasi dan pembelian aset. Kami melakukan market research agar dapat men-develop produk yang tepat sasaran,” jelas John.

Menurutnya, pemerintah melalui berbagai regulasi dan stimulus terhadap sub sektor properti mendukung terciptanya golden age of home ownership yang terbukti dengan meningkatnya permintaan pasar dari segmen first time home buyer. 

Dalam rentang waktu tahun 2020 hingga sekarang LKPR telah berhasil menjual lebih dari 4.000 unit landed house dengan rata-rata kenaikan price value 10-20 persen.

“Kami optimis LPKR akan dapat meraih target Rp4,2 triliun hingga akhir tahun 2021 pungkasnya.

Baca juga: Simak, Faktor Penting Berinvestasi Properti di Masa Kini

Faktor Penting Berinvestasi Properti di Masa Kini

Meski ekonomi Indonesia belum sepenuhnya pulih akibat pandemi, tapi pertumbuhan secara makro mengarah ke perbaikan, sehingga memberikan angin segar untuk berinvestasi di sektor properti.

Presiden Direktur Era Indonesia Darmadi Darmawangsa mengatakan, dalam situasi sekarang, investasi properti jadi satu di antara pilihan investasi terbaik dengan mempertimbangkan beberapa faktor penting.

"Pemerintah memberikan kelonggaran signifikan untuk sektor properti. Insentif itu tidak pernah terjadi selama ini yakni pertama adalah DP 0 persen untuk pembelian properti," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/10/2021).

Baca juga: Kebijakan KPR DP 0 Persen Disambut Positif Pelaku Properti

Kemudian, dia menjelaskan, faktor kedua adalah pemerintah memberikan insentif relaksasi Pajak Pertambahan Nilai atau PPN sektor properti.

"Sepertinya tidak ada negara berikan kelonggaran seperti ini. Jadi, ini adalah kesempatan,” kata Darmadi.

Menurut dia, arah dan strategi pemulihan ekonomi yang tepat oleh pemerintah akan menstimulus sektor properti dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Apalagi, sejarah mengatakan baru kali ini pemerintah memberikan insentif DP nol persen dan pajak dalam durasi waktu yang lama.

Karena itu, di masa krisis ini justru menjadi waktu tepat untuk membeli properti karena harga sedang terkoreksi dimana-mana, sehingga pengembang juga memberikan insentif.

Baca juga: Sektor Properti Kembali Menggeliat, Berikut Rekomendasi Analis di Pasar Saham

“Kapan waktu terbaik beli properti? Pertama, 10 sampai 20 tahun lalu. Kedua, pada saat krisis adalah waktu baik karena harga sedang terkoreksi, developer memberikan insentif, suku bunga KPR lagi rendah, dan bunga deposito lagi turun," ujar Darmadi.

Kendati demikian, yang perlu dilihat pertama kali saat membeli properti, selain kredibilitas pengembang yakni aksesibilitas karena akan mendukung produktivitas dan mobilitas individu.

“Lokasi itu penting dan tidak kalah penting adalah aksesibilitas. Satu di antara pengembang konsisten menghadirkan produk mengutamakan aksesibilitas yakni Agung Podomoro Land melalui Podomoro Golf View di Cimanggis, Depok, Jawa Barat yang mudah diakses dan dijangkau," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved