Sabtu, 4 Oktober 2025

Pipres 2019

Kesaksian AKP Ibrahim Saat Asrama Brimob Petamburan Diserang Massa, Begini Situasinya

Kasubden Kimia Biologi dan Radio Aktif (KBR) Brimob AKP Ibrahim Sadjab menceritakan bagaimana peristiwa massa menyerang asrama Brimob Petamburan

Editor: Adi Suhendi
Bima Putra/Tribun Jakarta
Korban kerusuhan Asrama Brimob Petamburan, AKP Ibrahim Sadjab di RS Polri Kramat Jati, Rabu (29/5/2019). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasubden Kimia Biologi dan Radio Aktif (KBR) Brimob AKP Ibrahim Sadjab menceritakan bagaimana peristiwa massa menyerang asrama Brimob Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019) dini hari.

Bentrokan massa aksi 22 Mei dengan sekitar 50 personel Brimob pecah mulai pukul 02.00 WIB hingga sekitar pukul 05.30 WIB.

AKP Ibrahim Sadjab yang tangan kanannya mengalami dislokasi akibat terjatuh dan terkena lemparan batu massa mengaku heran dengan perlawanan massa.

Baca: Kumpulan Ucapan Kenaikan Isa Almasih atau Yesus Kristus Naik ke Surga, Cocok Dijadikan Status Medsos

Tak hanya tidak mau mundur, saat amunisi gas air mata Brimob habis, persediaan batu, petasan, dan bom molotov massa masih cukup mendesak aparat hingga akhir bentrokan.

"Pukul 05.30 WIB itu kami bertahan di barisan paling depan, anggota yang memegang gas air mata menyampaikan kepada saya. Amunisi gas air mata sisa dua, ya sudah ikat tembakan dengan peluru karet," kata Ibrahim di RS Polri Kramat Jati, Rabu (29/5/2019).

Ditemui di Gedung Promoter RS Polri Kramat tempatnya dirawat inap, Ibrahim mengaku tak mengetahui pasti darimana massa mendapat pasokan batu, petasan, dan bom molotov.

Baca: Sadis, Dianggap Membebani Keluarga, Abdul Ditenggelamkan, Kaki Tangan Diikat dan Pemberat Batu

Namun, dia mengaku memiliki kecurigaan terhadap sejumlah mobil ambulans yang bolak-balik lokasi bentrok tak lama kerusuhan dimulai hingga akhir kerusuhan.

"Saya tidak tahu, cuman yang saya tahu dan seingat saya ambulans bolak-balik. Karena kita mikirnya ambulans mau nyelamatin orang. Jadi kami perkenankan untuk lewat," ujarnya.

Lantaran curiga, bersama Kepala Detasemen Gegana Ibrahim sempat memberhentikan mobil ambulans yang melintas depan asrama Brimob Petamburan.

Meski tak sampai menggeledah isi mobil ambulans, Ibrahim mengatakan ambulans tersebut ditumpangi beberapa orang yang mengenakan atribut pakaian layaknya massa.

Baca: KPK Berpotensi Kembangkan Keterlibatan Pihak Lain dalam Kasus Korupsi Proyek Meikarta

"Katanya mau buat pertolongan saja, tapi saya tidak tahu. Bukan ambulans partai, kayak yayasan. Tapi bukan cuman satu, dua ambulans. Ambulansnya sudah bolak-balik. Jadi kita cuman konsentrasi untuk bertahan saja waktu itu," tuturnya.

Dia memperkirakan ada 10 mobil ambulans yang bolak-balik lokasi bentrok dan datang dari arah Slipi, Jakarta Barat serta Tanah Abang, Jakarta Pusat sesuai arah kedatangan massa.

Persediaan amunisi gas air mata dan tak ampuhnya peluru karet membubarkan massa memaksa sekitar 50 anggota Brimob mundur menanti bantuan personel yang tiba sekira pukul 05.00 WIB.

"Sekitar 10 ambulans, bolak-balik terus. Sampai pas kejadian, sampai jam lima masih adzan pun masih bolak-balik. Ambulans datang dari arah Slipi dan Tanah Abang," kata Ibrahim.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengamankan mobil ambulans berlambang DPC Partai Gerindra Tasikmalaya yang kedapatan memasok batu bagi perusuh aksi 22 Mei.

Lima orang yang berada dalam mobil ambulans kini berstatus tersangka dan dijerat pasal 55, 56, 170, 212 dan 214 KUHP dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan ambulans tersebut diamankan pada Rabu (22/5/2019) di wilayah Sabang, Jakarta Pusat saat menyisir lokasi.

"Ada lemparan-lemparan kemudian ada saksi yang melihat batu diambil dari mobil tersebut. Kemudian tim menyisir dan menemukan mobil itu dan dibawa ke Polda," jelas Argo.

Pengakuan sopir

Sopir ambulans Partai Gerindra Yayan Hendrayana alias Yayan hanya tertunduk lesu saat dihadirkan di konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Yayan mengenakan seragam warna oranye dari Direktorat Tahanan dan Barang Bukti.

Ia ditahan akibat dugaan perbuatan melawan hukum.

Yayan tak berbicara.

Pihak kepolisian telah melakukan pendalaman terhadap kasus penemuan ambulans berlogo Partai Gerindra saat kerusuhan 22 Mei
Pihak kepolisian telah melakukan pendalaman terhadap kasus penemuan ambulans berlogo Partai Gerindra saat kerusuhan 22 Mei (Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

Ia berdiri seraya menyilangkan tangan.

Tangan kirinya menggenggam erat tangan kanan.

Pria berkumis ini mendengarkan secara seksama saat Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Pol) Argo Yuwono menerangkan kronologi kasus di hadapan awak media.

Kepada Tribun Network Yayan mengaku hanya menjalankan instruksi dari Dewan Pengurus Cabang Partai Gerindra Tasikmalaya untuk membawa mobil ambulans warna putih berlambang Partai Gerindra.

"Saya disuruh DPC," kata Yayan seraya berjalan menuju mobil tahanan.

Yayan ditugaskan untuk menyopiri mobil ambulans dari Tasikmalaya menuju Jakarta.

Mobil tersebut ditujukan untuk membantu korban-korban yang berjatuhan saat aksi.

Berdasarkan informasi dari kepolisian, Yayan dibekali uang operasional Rp1,2 juta.

Namun ia membantah telah menerima uang tersebut.

"Belum, Pak. Saya juga belum dibayar," kata Yayan seraya masuk ke mobil tahanan dan menyudahi keterangan.

Gerindra bentuk tim investigasi

Menyikapi temuan mobil ambulans berlogo Gerindra yang kini terparkir di Polda Metro dan diberi police line, Politisi Gerindra Andi Rosiade mengaku partainya bakal melakukan investigasi.

"‎Gini kami punya ambulans ratusan, disumbangkan perusahaan lalu didistribusikan ke DPC Gerindra seluruh Indonesia untuk pelayanan kesehatan masyarakat," ucap Andi Rosiade dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Pusat dengan tema : MK adalah Koentji, Sabtu (25/5/2019).

Baca: Prediksi Barcelona Vs Valencia Final Copa Del Rey, Live Pukul 02.00 WIB Minggu 26 Mei 2019 Hari Ini

Andi Rosiade ‎mengamini memang ambulans tersebut milik Partai Gerindra hanya saja pihaknya tidak mengetahui mengapa ambulans bisa hadir di depan Bawaslu.

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandiaga, Andre Rosiade, ketika mendampingi tim hukum BPN untuk mendaftarkan gugatan Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi pada Jumat (24/5/2019).
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandiaga, Andre Rosiade, ketika mendampingi tim hukum BPN untuk mendaftarkan gugatan Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi pada Jumat (24/5/2019). (Tribunnews.com/ Gita Irawan)

Untuk itu, pihaknya sedang melakukan investigasi.

Jika hasilnya sudah keluar, dia berjanji bakal dirilis resmi oleh partainya.

"Kami perintahkan tim investigasi, Gerindra akan investigasi hal ini supaya terang benderang. ‎Kami perintah dari DPP tidak ada ambulance kesana. Ini semua harus dibongkar. Kami harap semua bersabar, kalau sudah ada hasilnya akan dirilis oleh tim advokasi dan hukum," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kecurigaan AKP Ibrahim Soal 10 Mobil yang Diduga Memasok Batu Bagi Perusuh Asrama Brimob Petamburan 

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved