Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2019

Tanggapi Pidato Prabowo soal Kerusuhan 22 Mei, Feri Amsari Contohkan Sikap Bung Karno dan Gus Dur

Pidato Prabowo terkait aksi demo 22 Mei mendapat tanggapan dari Direktur Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas Padang, Feri Amsari.

Penulis: Lita Andari Susanti

TRIBUNNEWS.COM - Pidato Prabowo terkait aksi demo 22 Mei mendapat tanggapan dari Direktur Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas Padang, Feri Amsari.

Tanggapan itu disampaikan Feri saat menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa edisi Rabu (22/5/2019) bertajuk 'Setelah 22 Mei'.

Sebelumnya, Najwa Shihab sebagai pembawa acara memutarkan video terkait pernyataan pemerintah tentang kerusuhan yang terjadi di ibu kota.

Lantas dia memberikan sebuah pertanyaan kepada Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade tentang sikap Prabowo Subianto terkait hal tersebut.

"Apakah pak Prabowo berencana untuk mengeluarkan pernyataan yang arahnya 'ayo pulang saja'?" tanya Najwa, dilansir TribunPalu.com dari kanal Youtube Najwa Shihab.

Baca: Profil Pengacara Prabowo-Sandi di MK: Ada Mantan Pimpinan KPK, Pakar Hukum hingga Eks Pejabat Negara

Baca: Polisi Beberkan Isi Pesan Grup WhatsApp Massa Aksi 22 Mei, Berencana Menyerang Jokowi

Andre Rosiade menjawab bahwa Prabowo telah meminta pendukungnya untuk mengalah dan taat kepada undang-undang yang berlaku.

"Jadi Pak Prabowo sudah tegas-tegas meminta seluruh pendukung kami untuk taat kepada konstitusi dan undang-undang."

"Pak Prabowo sudah menegaskan tolong jangan anarkis, tetap kondusif dan jaga keamanan, ini tanggal 21."

"Tanggal 22 tadi Pak Prabowo setelah berpidato teks itu Pak Prabowo menyampaikan tidak boleh membalas sama aparat, sudah mengalah saja."

"Setelah bernarasi teks Pak Prabowo menutup kertasnya itu, Pak Prabowo sudah menyampaikan untuk kita mengalah saja kita mengambil jalan konstitusional."

"Kalau Anda dipukul Anda tidak boleh membalas, itu pernyataan Pak Prabowo yang tidak sempat disiarkan oleh Mata Najwa," ujar Andre.

Baca: Foto-foto TNI-Polri Saat Aksi 22 Mei: Buka Puasa, Shalat hingga Lepas Kangen Saat Kondisi Ricuh

Mendengar perkataan tersebut, Najwa lantas meminta pihaknya untuk menyiarkan pidato Prabowo yang dimaksud oleh Andre.

"Coba tolong disiarkan, itu adalah narasi pak prabowo untuk menenangkan massa," ujar Najwa.

Dalam video pidato tersebut, Prabowo meminta pendukungnya untuk mengalah dan diam ketika dipukul.

Berikut video pidato Prabowo:

Setelah mendengar pidato Prabowo, Feri Amsari menyampaikan tanggapannya.

Ia memberikan contoh tentang sikap yang dilakukan oleh Presiden Soeakarno dan Presiden Gus Dur saat menghadapi sebuah permasalahan yang melibatkan masyarakat.

Baca: Roy Suryo Sebut Pemerintah Lebay Batasi Medsos untuk Antisipasi Aksi 22 Mei

"Saya mau kasih contoh biar Uda Andre puas."

"Ada dua bapak bangsa penting untuk jadi contoh, pertama Bung Karno kedua Gus Dur."

"Bung Karno ketika diusir dari istana ini bung besar, bung besar itu ketika berpidato seluruh rakyat kumpul."

"Hari itu bung besar diusir dari istana dengan ucapan 'saya tidak mau kalau saya mempertahankan istana ini dengan mengorbankan rakyat banyak'."

"Ketika Gus Dur diimpeact, Gus Dur mengatakan apa artinya sebuah jabatan presiden kalau ujungnya membuat rakyat berkorban dan berdarah-darah," ujar Feri Amsari.

Kemudian Feri bertanya-tanya kenapa Prabowo meminta pendukungnya untuk diam saat dipukul.

Baca: Cerita Haru Tentang Bachtiar Alamsyah, Warga Batuceper Korban Meninggal di Aksi 22 Mei

Seharusnya ketika mulai dipukul, Prabowo langsung meminta pendukungnya untuk pulang.

"Saya bertanya-tanya kenapa dipukul harus diam?"

"Kalau orang sudah memukul suruh pulang agar Anda tidak dipukul biar tidak jadi korban, Anda itu massa, rakyat pendukung saya setiap pukulan ke wajah Anda menyakiti perasaan saya."

"Pulang jangan sakiti saya karena anda dipukul, itu yang namanya cinta kepada rakyat," jelas Feri Amsori.

Seperti diketahui, masyarakat semat digemparkan dengan kerusuhan yang terjadi di Jakarta.

Pada Selasa (21/5/2019) malam yang berlanjut hingga Rabu (22/5/2019) sempat terjadi aksi demo sejumlah massa di depan Kantor Bawaslu RI.

Aksi tersebut merupakan wujud penolakan dari gerakan massa atau people power terhadap hasil Pemilu atau hasil Pilpres 2019.

Baca: Terkena Tembakan, Ayah Korban Kerusuhan 22 Mei Ikhlaskan Kematian Sang Putra

Namun ternyata aksi tersebut berakhir dengan kericuhan.

Kericuhan tersebut bermula saat massa yang sedang berunjuk rasa mencoba untuk merusak pagar besi yang berada di depan Kantor Bawaslu.

Polisi yang sedang berjaga berusaha untuk membubarkan kerumunan tersebut.

Namun situasi justru semakin memanas, dan bentrokan antar massa dan petugas tak bisa dihindarkan.

Bahkan sempat terjadi aksi pembakran dan perusakan di Asrama Brimob yang berlokasi di Jakarta Pusat pada Rabu (22/5/2019).

Baca: Hardiyanto Kenneth Sayangkan Aksi Ricuh 21-22 Mei di Ibu Kota

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan adanya sejumlah korban tewas dan luka-luka akibat kericuhan yang terjadi di Jakarta pada Selasa (21/5/2019) hingga Rabu (22/5/2019).

Korban tewas berjumlah enam orang, sedangkan korban luka ditaksir mencapai 200 ratus orang.

"Jadi kira-kira ada 200 orang luka-luka per jam sembilan pagi ini, dan ada sekitar enam orang tercatat meninggal," ujar Anies Baswedan di RS Tarakan, diktuip TribunPalu.com dari Tribunnews.com.

Diduga massa tersebut merupakan pendukung dari pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga.

Tonton juga videonya:

(TribunPalu.com/Lita Andari Susanti)

Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Tanggapai Pidato Prabowo Terkait Kerusuhan 22 Mei, Feri Amsari: Kenapa Dipukul Harus Diam?.


Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved