Minggu, 5 Oktober 2025

Polisi-TNI di Karawang Lakukan Penyekatan untuk Cegah Massa Menuju Jakarta

Penyekatan dulakukan untuk mengantisipasi pergerakan massa menuju Jakarta. "Kami lakukan selama 24 jam secara simultan dan berantai, sejak Selasa.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Anggota Brimob menembakkan gas air mata kearah massa di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Petugas kepolisian terus mendorong massa yang pendemo yang masih bertahan di Gedung Bawaslu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Polres Karawang bersama Kodim 0604 melakukan operasi penyekatan di akses masuk dan keluar Karawang menuju Jakarta selama 24 jam sejak Selasa (21/5/2019).

Penyekatan dulakukan untuk mengantisipasi pergerakan massa menuju Jakarta. "Kami lakukan selama 24 jam secara simultan dan berantai, sejak Selasa (21/5/2019) pukul 09.00 WIB.

Operasi ini akan dilanjutkan pada Rabu (22/5/2019) pagi," kata Kapolres Karawang AKBP Nuredy Irwansyah Putra.

Nuredy mengatakan, pihaknya menerima informasi terkait adanya pergerakan massa yang melintasi Karawang menuju Jakarta.

Pihaknya kemudian menindaklanjuti dengan antisipasi pengamanan penyekatan jalur masuk dan keluar Karawang. Titik operasi juga dilakukan di ring dalam Karawang, di antaranya Jatisari, Kotabaru, Cikampek, dan Tanjungpura.

Baca: LIVE STREAMING: Asrama Brimob di Petamburan Dibakar

Baca: Massa Dipukul Mundur Jelang Subuh, Begini Suasana Terkini di Sekitar Gedung Bawaslu

Baca: Rabu (22/5) Pukul 04.30 WIB, Situasi Sekitar Bawaslu Mulai Kondusif

Untuk ring luar Karawang dilakukan di kilometer 62 dan kilometer 42 tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta. Sejauh ini, kata dia, belum ditemukan rombongan massa yang sempat diinformasikan bergerak sporadis ke Jakarta.

"Sejauh pengamatan kami tidak ada yang berangkat secara berkelompok, melainkan secara pribadi, menggunakan motor dan kendaraan pribadi," ujar dia.

Dandim 0604 Karawang Letkol Inf Endang Sumardi mengatakan, TNI dikerahkan turun langsung selama 24 jam menjaga teritorial titik lintasan masuk dan keluar Karawang menuju Jakarta bersama jajaran polri.

Endang menyebut, sejauh ini tidak ada temuan gerakan massa yang signifikan melintas Karawang menuju Jakarta. "Di luar rombongan yang berangkat secara tercecer itu di luar kuasa kami," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cegah Massa ke Jakarta, Polisi dan TNI Lakukan Penyekatan Akses Masuk dan Keluar Karawang 24 Jam

Ricuh di Bawaslu

Kepolisian bentrok dengan sejumlah massa di sekitar Gedung Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) dini hari.

Pantauan di lokasi, bentrokan tersebut terjadi sekira pukul 00.30 WIB.

Perwakilan massa yang mengklaim warga asli Tanah Abang meminta kepada petugas seorang rekannya yang diamankan di dalam gedung Bawaslu.

Sempat terjadi negosiasi antara Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Arie Ardian Rishadi dengan seorang tokoh masyarakat.

Baca: Polisi Pukul Mundur Massa ke Arah Tanah Abang dan Tugu Tani Dengan Gas Air Mata

"Kami sudah bebaskan tadi satu, mereka belum juga bubar," kata Arie kepada tokoh masyarakat tersebut di lokasi.

Bentrok tak terhindarkan ketika perwakilan massa tersebut tak mengikuti arahan kepolisian untuk membubarkan diri.

Hingga akhirnya, petugas kepolisian menembakkan gas air mata beberapa kali ke arah massa, membuat massa mundur ke arah Pasar Tanah Abang.

Baca: Demonstran di Sekitra Gedung Bawaslu RI M Balas Tembakan Gas Air Mata Polisi Dengan Petasan

Tak mau kalah, sejumlah massa pun melawan dengan melemparkan batu hingga menembakkan petasan ke arah polisi.

Hingga berita ini diturunkan, kepolisian masih menyisir beberapa sudut jalan.

Ada sekitar dua orang yang diamankan polisi.

Pukul mundur massa

Kondisi di depan Gedung Bawaslu RI masih mencekam, Rabu (22/5/2019) dini hari.

Massa yang dipukul mundur aparat kepolisian dari arah Jalan KH Wahid Hasyim kembali mencoba berjalan menuju Gedung Bawaslu RI.

Polisi terus menerus menembakkan gas air mata ke arah demonstran yang masih bertahan.

Pantauan Tribunnews.com di lokasi sekira pukul 01.00 WIB, massa berada di sepanjang Jalan KH Wahid Hasyim.

Baca: Kapolda Metro Jaya Tinjau Langsung Lokasi Bentrok di Sekitar Gedung Bawaslu RI

Satu berada di arah menuju Tanah Abang, satu lagi berada di arah menuju Tugu Tani.

Sebelum menembakkan gas air mata, polisi terlebih dulu memberi peringatan.

Setelah tiga kali peringatan tak juga diindahkan, akhirnya aparat kepolisian menembakkan gas air mata secara bertubi-tubi ke arah kerumunan massa.

Baca: Situasi Terkini di Sekitar Kantor Bawaslu, Massa Terlibat Ricuh dengan Kepolisian di Jalan Thamrin

Brimob bertameng langsung maju memukul mundur massa tersebut.

Hingga berita ini ditulis aparat kepolisian masih disibukkan menghalau massa yang terpecah di dua titik.

Balas dengan petasan

Massa membalas tembakan gas air mata petugas kepolisian dengan menggunakan petasan.

Pantauan dilokasi, petugas kepolisian terus mendorong massa yang masih bertahan di sekitar Gedung Bawaslu RI tepatnya di Jalan Wahid Hasyim arah Tanah Abang.

Baca: Lebih Dari 15 Menit, Letupan Gas Air Mata Masih Terdengar di Jalan Wahid Hasyim

Aksi pukul mundur yang dilakukan kepolisian dilakukan setelah beberapa kali negosiasi yang dilakukan sempat gagal.

Negosisasi gagal lantaran massa menolak membubarkan diri sampai beberapa orang yang sempat ditahan pihak kepolisian dibebaskan.

Lebih dari 15 menit

Sekelompok orang terlihat masih bertahan di Jalan arah Tanah Abang .

Mereka berhadap-hadapan dengan satuan Brimob yang duduk di simpang empat Sarinah Thamrin.

Pantauan Tribunnews.com, polisi melakukan tindakan dengan mengamankan sejumlah orang yang diduga provokator.

Baca: Polda Metro Jaya Tarik Surat Perintah Penyidikan Prabowo Subianto

Sejumlah orang tersebut langsung diamankan di Kantor Bawaslu RI.

Petugas Kepolisian berjaga saat aksi damai di depan kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019). Aksi tersebut dalam rangka menyikapi hasil rekapitulasi Pemilu 2019 yang telah diumumkan KPU. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas Kepolisian berjaga saat aksi damai di depan kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019). Aksi tersebut dalam rangka menyikapi hasil rekapitulasi Pemilu 2019 yang telah diumumkan KPU. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Meski demikian, hingga berita ini ditulis belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian, berapa banyak orang yang diduga provokator yang diamankan.

Baca: Demonstran Pembawa Bendera Hitam Provokasi Polisi dan Picu Kericuhan di Depan Gedung Bawaslu

Baik pihak kepolisian maupun massa masih terus bertahan di jalan Wahid Hasyim arah Tanah Abang.

Sehingga, arus lalu lintas tidak dapat dilalui kendaraan bermotor.

Sementara arus lalu lintas dari Monas menuju Bundaran HI tetap dibuka untuk umum.

Provokasi

Keadaan di depan Gedung Bawaslu RI yang tadinya sempat kondusif, berujung ricuh.

Aparat kepolisian membubarkan sekelompok massa yang datang setelah massa dari Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) meninggalkan Bawaslu untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

Tiba-tiba, ada kelompok pengunjuk rasa lainnya datang menyusul.

Dengan membawa bendera Indonesia dan bendera warna hitam, mereka mengejek-ngejek polisi di balik pagar kawat berduri.

"Tugasmu mengayomi, tugasmu mengayomi, pak polisi, pak polisi, jangan ikut kompetisi," teriak mereka dengan lantang, di lokasi, Selasa (21/5/2019) malam.

Baca: Polisi Jadwal Ulang Pemeriksaan Amien Rais Jumat 24 Mei

Tak hanya itu, kemarahan massa semakin menjadi.

Mereka merusak pagar kawat berduri yang melintang.

Keadaan di depan Gedung Bawaslu RI 77
Keadaan di depan Gedung Bawaslu RI yang tadinya sempat kondusif sempat ricuh, Selasa (21/5/2019) malam

Setelah merusaknya, seorang demonstran melompat melewatinya kemudian kembali lagi.

Aparat kepolisian langsung bertindak.

Kendaraan Taktis (Rantis) Water Cannon DWC6500 langsung mengarahkan moncongnya ke hadapan demonstran.

Mobil pengurai massa juga disiapkan.

Baca: Jokowi Ajak Masyarakat Dewasa, Prabowo Gugat Hasil Pemilu Ke MK

Tiga orang aparat kepolisian mengeluarkan satu kotak berisi amunisi peluru gas air mata.

Mereka mengisi selongsong-selongsong senjata gas air mata dengan amunisi tersebut.

Sedikit mengecoh, tiba-tiba puluhan polisi naik ke atas jembatan penyeberangan orang (JPO) langsung menyerbu para provokator tersebut.

Polisi langsung terjun bergerak menangkapi mereka yang menjadi biang provokator.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved